Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora melihat, pertumbuhan industri tahun 2024 diperkirakan akan serupa dengan pertumbuhan industri tahun sebelumnya.
Hal itu mengingat kondisi makroekonomi yang kurang menguntungkan hingga semester II-2024. Di mana, faktor lambatnya pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan akan berdampak lebih terasa di kuartal IV-2024.
Meski begitu, kinerja AMRT masih berpotensi tetap positif di tahun ini. Hal tersebut didorong oleh strategi perusahaan seperti melakukan ekspansi dan diuntungkan dengan peristiwa-peristiwa penting di semester pertama 2024, termasuk pemilihan umum (pemilu), perayaan Idul Fitri, dan Imlek.
“Pasalnya peristiwa tersebut biasanya berpotensi mendorong peningkatan belanja konsumen, sehingga memitigasi hambatan dari tren ekonomi yang lebih luas,” kata Andhika kepada Kontan.co.id, Rabu (12/6).
Baca Juga: Kinerja Astra International (ASII) Dinilai Prospektif, Simak Rekomendasi Analis
Lebih lanjut, menurut dia, adanya penambahan lebih dari 1.000 gerai Alfamart di tahun ini, akan mendukung pertumbuhan penjualan tiap toko atau disebut Same Sales Store Growth (SSSG) yang berkelanjutan. Perluasan kemungkinan akan memprioritaskan lokasi di luar Jabodetabek.
Andhika menilai, Alfamart (AMRT) bersama rivalnya yaitu Indomaret telah mendominasi sektor minimarket di Indonesia dengan lebih dari 41.000 toko, memiliki merek yang kuat dan jaringan distribusi yang ekspansif.
Sedangkan dari segi harga saham AMRT, Andhika bilang, sedang dalam fase sideways nya sehingga pada tahun ini harga sahamnya tidak begitu banyak kenaikan kecuali bisa break resistance di level 3.030.
“Adapun untuk sentimen negatif terhadap AMRT yakni, datang dari persaingan toko ritel yang sangat ketat dan juga warung-warung yang dekat dengan pemukiman masyarkat,” kata dia.
Baca Juga: Tarif Cukai Minuman Alkohol Naik, Simak Rekomendasi Analis
Dengan berbagai faktor tersebut, Andhika merekomendasikan Trading Buy dengan target harga di sekitar Rp 2.900 - Rp 3.030 per saham. Kemudian Azis juga merekomendasikan Trading Buy dengan target harga Rp 2.940 per saham.
Sedangkan Christine merekomendasikan Buy dengan target harga Rp 3.200 persaham. Rekomendasi AMRT didasarkan pada perluasan gerai yang berkesinambungan, pemulihan kondisi perekonomian, diversifikasi tokonya dengan inovasi baru, serta ekspansi margin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News