Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melandai dalam periode sembilan bulan 2024. ADRO mengalami penurunan pendapatan usaha sedalam 10,64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dari US$ 4,98 miliar menjadi US$ 4,45 miliar.
Secara bottom line, ADRO meraih laba bersih sebesar US$ 1,18 miliar hingga September 2024. Laba bersih Adaro Energy menurun 2,47% ketimbang laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ADRO per September 2023, yang kala itu sebesar US$ 1,21 miliar.
Meski terjadi penurunan, tapi Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani menilai kinerja ADRO berada di atas ekspektasi. Hendriko menyoroti penurunan pendapatan 3,3% secara kuartalan QoQ pada kuartal III-2024, dan penurunan 10,64% secara tahunan atau year on year (YoY) dalam periode sembilan bulan 2024.
Menurut dia, hasil itu masih lebih baik dibandingkan ekspektasi penurunan 12,8% YoY dari Stockbit dan 19,3% YoY dari konsensus untuk proyeksi di tahun 2024. "Kami memperkirakan pendapatan ADRO yang resilient ditopang oleh peningkatan volume penjualan, mengingat harga batubara Indonesia (ICI) cenderung stagnan pada kuartal III-2024," terang Hendriko dalam risetnya, Kamis (31/10).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Adaro Minerals (ADMR) Usai Cetak Kinerja Moncer
Hendriko melanjutkan, ADRO meraih laba bersih sebesar US$ 404 juta pada kuartal III-2024 atau turun tipis 0,1% QoQ. Sedangkan secara tahunan, laba bersih ADRO turun 2,47%. Hendriko menilai hasil ini di atas ekspektasi karena setara dengan 82% dari estimasi Stockbit dan 96% dari estimasi konsensus untuk proyeksi di tahun ini.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Axell Ebenhaezer juga menilai kinerja ADRO hingga kuartal III-2024 relatif sesuai ekspektasi. Hal ini sejalan dengan rata-rata indeks harga batubara yang masih melandai.
Axell menaksir outlook kinerja ADRO akan stabil di sisa tahun ini. "Harga batubara di kuartal IV-2024 kemungkinan akan naik tipis dengan potensi mengetatnya supply batubara di Indonesia memasuki musim hujan," ujar Axell.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat peluang bagi ADRO untuk memperbaiki kinerja di sisa tahun 2024. Seiring potensi kenaikan harga batubara dan permintaan yang meningkat menjelang musim dingin.
Baca Juga: Laba Emiten Boy Thohir Adaro (ADRO) Turun 2,47% Jadi US$ 1,18 Miliar
Sukarno menyarankan hold saham ADRO jika bisa break up level Rp 3.710 untuk target harga di Rp 4.050. Sedangkan Axell melihat saham ADRO masih layak dikoleksi dengan target harga di level Rp 4.000.
Axell menyoroti pelepasan segmen batubara termal melalui penjualan PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) yang akan berdampak pada kinerja ADRO. Namun, fokus ADRO pada pengembangan pilar Adaro Green bisa memoles prospek jangka panjang bagi emiten milik taipan Garibaldi "Boy" Thohir ini.
Apalagi, pemerintahan baru juga menyampaikan komitmen untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. Hal ini nantinya bisa membuat saham ADRO lebih atraktif, terutama bagi investor asing. Adapun, pada perdagangan Kamis (31/10) harga ADRO menurun 0,55% ke posisi Rp 3.620 per saham.
Selanjutnya: IHSG Menguat ke 7.574 di Akhir Oktober (31/10), Saham-Saham Ini Naik Double Digit
Menarik Dibaca: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Cek Prakiraan Cuaca Besok (1/11) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News