Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) masih tetap optimis bisa mencapai target marketing sales atau pra penjualan yang ditetapkan tahun ini sebesar Rp 1,2 triliun. Pasalnya, perseroan masih memiliki beberapa proyek industrial, komersial dan gedung pabrik yang bisa dikejar memenuhi target bulan-bulan terakhir ini.
Hingga akhir September 2015, KIJA baru berhasil mengantongi marketing sales sebesar Rp 670 miliar atau 55,8% dari target. "Target masih tetap kita pertahankan karena kita berharap dari beberapa proyek residential, komersial, dan industrial bisa dibukukan tahun ini," ujar Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan pada KONTAN akhir pekan lalu.
Proyek-proyek yang diharapkan bisa memenuhi target tersebut berasal dari proyek-proyek eksisting di Cikarang, dan Tanjung Lesung. Sementara kawasan industri Kendal yang rencananya baru akan diluncurkan tahun depan diperkirakan akan menyumbang pra penjualan juga tahun namun tidak dimasukkan dalam target.
Muljadi mengatakan, minat investor terhadap kawasan industri Kendal cukup bagus. Oleh karena itu, dirinya yakin kawasan industri baru tersebut akan menyumbang marketing sales 7,5 hektare (ha) di tahun ini. Hanya saja, dia tidak menyebut niai pra penjualan lahan tersebut.
Saat ini, KIJA telah berhasil mengakuisisi lahan seluas 500 ha di Kendal. Sementara perseroan telah mengantongi izin akuisisi 2.700 ha di kawasan tersebut. Untuk tahap I, emiten kawasan industri ini menargetkan bisa membebaskan 860 ha. Namun menurut Muljadi tahap I tersebut tidak akan bisa diakuisisi sepenuhnya dalam tahun ini. "Itu akan dilanjutkan tahun depan," ujarnya.
Tahun depan, perseroan menyiapkan dana sebesar US$ 10-20 juta untuk membangun infrastruktur kawasan tersebut seperti untuk pembangunan jalan, pemadatan tanah, dan menyiapkan pasokan air bersih maupun untuk air limbahnya.
Tak hanya meluncurkan kawasan industri, KIJA juga akan meluncurkan produk residential baru di tahun 2016. Perseroan telah menggandeng PT PP Properti Tbk (PPRO) untuk membangun apartemen di Cikarang dan akan dirilis tahun depan.
Lebih lanjut, Muljadi melihat prospek bisnis perseroan tahun depan akan lebih baik dibanding tahun ini karena birokrasi pemerintah sudah terbentuk dan penyerapan anggaran sudah terealisasi. Kendati demikian, dia belum bisa menyampaikan target perseroan tahun depan lantaran masih dalam finalisasi penyusunan bujet.
Sementara pendapatan tahun ini diperkirakan masih akan tumbuh 11,11% menjadi Rp 3 triliun. Muljadi bilang, mayoritas pendapatan masih akan berasal dari pendapatan berulang yang berhubungan dengan infrastruktur seperti pembangkit listrik, air dan dry port. Ke depan, kontribusi pendapatan berulang akan 50% terhadap pendapatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News