kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KIJA mematok kupon obligasi 6,5%


Sabtu, 08 Oktober 2016 / 08:00 WIB
KIJA mematok kupon obligasi 6,5%


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) merilis obligasi senior (senior notes) US$ 186 juta atau Rp 2,45 triliun, bertenor tujuh tahun hingga 2023. Ini adalah realisasi rencana KIJA untuk menerbitkan notes sebanyak-banyaknya US$ 200 juta.

Berdasarkan laporan resmi KIJA pada Jumat (7/10), kupon notes anyar tersebut sebesar 6,5%. Ini lebih rendah daripada notes lama, 7,5%. Surat utang itu dirilis untuk mengganti senior notes US$ 260 juta yang jatuh tempo pada 2019.

Sejatinya, tenor lebih panjang maka bunganya lebih besar. Tapi, hal ini tak berlaku bagi notes KIJA. "Ini menunjukkan kepercayaan pemegang obligasi terhadap kami," ujar Corporate Secretary KIJA Muljadi Suganda kepada KONTAN, belum lama ini. Ketentuan notes baru ini lebih ringan dan kupon rendah. Sehingga, likuiditas keuangan KIJA dapat lebih baik.

Filbert Anson, analis Kresna Securities dalam risetnya menilai, keputusan KIJA masuk ke pendanaan obligasi merupakan efek dari agresifnya emiten ini berekspansi sejak 2011. Kebutuhan dana untuk akuisisi lahan jauh lebih besar ketimbang cash flow sehingga opsi obligasi pun ditempuh.

Ini kenapa sejak periode itu utang KIJA naik dari Rp 1,49 triliun dan diprediksi Rp 3,89 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas KIJA juga dalam tren naik dari 0,43 kali menjadi 0,71 kali hingga akhir 2016. "Terlihat berisiko, tapi sebenarnya tidak," tulis Filbert.

Sebab, tanggungan bunga KIJA justru terus turun. Tahun ini, interest coverage KIJA memang diprediksi mencapai 3,4%, naik dibandingkan tahun lalu 2,6%. Tapi, angka itu masih lebih kecil daripada periode 2011 yang mencapai 5,4%.

KIJA juga memiliki EBIT yang berasal dari recurring income atau pendapatan berulang yang cukup baik. Sebagai gambaran, beban bunga KIJA sepanjang tahun lalu Rp 348 miliar, sementara EBIT recurring income Rp 220 miliar. Dus, EBIT recurring income KIJA bisa menutupi 63% beban bunganya.

"Kami melihat kecil kemungkinan KIJA mengalami default, apalagi portofolio KIJA terus bertambah seiring proyek di Kendal," jelas Filbert.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×