Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kinerja emiten pertambangan, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang tahun 2015 melambat seiring jebloknya harga batubara. Laba bersih perseroan turun 14% year on year (yoy).
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis ADRO, Senin (14/3), perusahaan pelat merah ini hanya berhasil mencetak laba bersih US$ 152,4 juta, atau turun 14% dari periode tahun 2014 yang mencapai US$ 177,8 juta. Penurunan laba seiring menyusutnya pendapatan sebesar 19,2% dari US$ 3,32 miliar menjadi US$ 2,68 miliar.
Kerjasama patungan perseroan juga menorehkan rugi bersih sebesar US$ 3 juta pada tahun lalu. Tak hanya itu, pendapatan keuangan ADRO juga turun dari semula US$ 25,2 juta menjadi US$ 11,8 juta.
Hanya saja, perseroan masih mampu menekan beban keuangan dari US$ 189,7 juta menjadi US$ 60,7 juta pada 2015.
Per akhir tahun 2015, total aset ADRO juga turun 7,8% jadi US$ 5,9 miliar. Lalu, liabilitas turun 17,4% yoy menjadi US$ 2,6 miliar. Ini setelah adanya penurunan utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo setahun dari US$ 1,61 miliar menjadi US$ 1,38 miliar.
Sementara ekuitas ADRO naik 4,6% dari US$ 3,2 miliar jadi US$ 3,35 miliar. Adapun kas dan setara kas per akhir tahun lalu tercatat sebesar US$ 702,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News