kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ketidakpastian meningkat, rupiah berpotensi melemah pada Kamis (28/10)


Rabu, 27 Oktober 2021 / 18:57 WIB
Ketidakpastian meningkat, rupiah berpotensi melemah pada Kamis (28/10)
ILUSTRASI. Petugas menunjukan mata uang dolar AS dan rupiah di tempat penukaran uang Ayu Masagung, Jakarta, Kamis (14/10/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah harus puas mencatatkan pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu (27/10). Di pasar spot, rupiah ditutup terkoreksi 0,14% ke level Rp 14.173 per dolar Amerika Serikat (AS).

Setali tiga uang, rupiah juga mencatatkan pelemahan di referensi JISDOR Bank Indonesia. Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.184 per dolar AS atau melemah 0,13% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menjelaskan, faktor yang memicu pelemahan rupiah datang dari sentimen eksternal, khususnya dari China. Dengan meningkatnya jumlah infeksi Covid-19 di negara tersebut, pemerintahan setempat kembali melakukan kebijakan lockdown. Hal ini menjadi sentimen negatif untuk pasar regional Asia. 

“Selain itu, perusahaan properti China, Modern Land juga kesulitan membayar kewajibannya, menyusul Evergrande Group, Fantasia Holdings dan Sinic Holdings. Perusahaan tersebut telah melewatkan pembayaran kupon obligasi, menambah kekhawatiran tentang dampak yang lebih luas dari krisis utang di sektor properti China,” jelas Alwi ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (28/10).

Baca Juga: Rupiah melemah ke Rp 14.173 per dolar jelang tapering AS

Sementara untuk perdagangan besok, Kamis (28/10), Alwi melihat ada potensi sentimen positif setelah Gubernur BI Perry Warjiyo yang optimistis mengatakan perekonomian Indonesia sudah jauh lebih baik yang tercermin dari kondisi defisit transaksi berjalan yang sangat rendah dan diproyeksikan pada akhir tahun ini mencapai 0% hingga 0,8%. 

Namun, dengan adanya lockdown di China, kemudian jumlah infeksi Covid-19 juga naik di beberapa negara lainnya, seperti AS dan Inggris, kondisi ini bisa mendorong investor lari ke safe haven. Selain itu, ia melihat investor juga masih menahan diri menjelang rapat beberapa bank sentral besar dunia, termasuk The Fed, yang akan menggelar rapatnya minggu depan.

Oleh karena itu, Alwi memproyeksikan rupiah akan cenderung sideway pada kisaran Rp 14.140 - Rp 14.185 per dolar AS dengan kecenderungan melemah.

Selanjutnya: Rupiah Jisdor melemah 0,13% ke Rp 14.184 per dolar AS pada Rabu (27/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×