kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketidakpastian berakhirnya pandemi, kinerja KINO diproyeksikan tumbuh konservatif


Kamis, 10 September 2020 / 21:22 WIB
Ketidakpastian berakhirnya pandemi, kinerja KINO diproyeksikan tumbuh konservatif
ILUSTRASI. Semester I-2020, pendapatan Kino Indonesia (KINO) menurun 1,35% secara tahunan menjadi Rp 2,19 triliun.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan lockdown di berbagai negara mengganggu PT Kino Indonesia Tbk (KINO) untuk meraih pertumbuhan kinerja keuangan. Akibat pandemi permintaan dan penjualan KINO jadi menurun.

Mengutip laporan keuangan hingga semester I-2020, pendapatan KINO menurun 1,35% secara tahunan menjadi Rp 2,19 triliun dari Rp 2,22 triliun di tahun lalu. Sementara, laba bersih KINO menurun lebih dalam hingga 67,52% menjadi Rp 118,64 miliar. 

Putu Chantika Putri Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia mengungkapkan, penurunan kinerja KINO sudah sesuai dengan ekspektasinya mengingat konsekuensi dari lemahnya permintaan selama pandemi. Musibah virus ini mempengaruhi penurunan penjualan ekspor KINO secara signfikan akibat adanya lockdown di beberapa tujuan ekspor.

Di kuartal II-2020 pendapatan KINO mulai menurun setelah dampak pandemi makin terasa. Tercatat, pendapatan dari segmen perawatan tubuh yang menyumbang 51% pada total pendapatan, menurun 4,3% secara tahunan.

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) mengucurkan pinjaman untuk anak usaha

Selain itu segmen minuman yang menyumbang 40,2% ke total pendapatan juga menurun 7,9% secara tahunan. Meski begitu, sepanjang semester 1-2020, pendapatan perawatan tubuh dan minuman masih tumbuh masing-masing tumbuh tipis 1,49% dan 1,71% secara tahunan. 

Sementara, di kuartal II-2020  penjualan makanan juga menurun 14,7% secara tahunan. Sedangkan, segmen farmasi menurun tajam 87,5% secara tahunan. 

"Penurunan penjualan segmen farmasi paling dalam karena minuman herbal Lola Remedios yang dijual ke Filipina menurun permintaannya akibat lockdown," kata Putu dalam riset. Selain Filipina, penjualan ekspor KINO di Malaysia dan Vietnam juga terganggu. 

Namun, segmen KINO yang baru, yaitu makanan hewan berhasil tumbuh dua digit di kuartal II-2020 maupun sepanjang semester I-2020. 

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) merealisasikan belanja modal Rp 211 miliar

Meski tekanan di kuartal II-2020 cukup mengguncang, Putu melihat dengan posisi nilai tukar rupiah yang masih stabil di periode tersebut, maka margin KINO bisa tersokong lebih tinggi. Putu memproyeksikan pertumbuhan kinerja KINO di tahun ini cenderung konservatif.

Alhasil Putu merekomendasikan hold saham KINO dengan target harga Rp 2.950 per saham. Putu memproyeksikan penjualan KINO di tahun ini menurun 5% menjadi Rp 4,44 triliun dari Rp 4,67 triliun di tahun lalu. Sementara laba bersih juga menurun dari Rp 513 miliar di tahun lalu menjadi Rp 246 miliar di tahun ini. 

Baca Juga: Banyak stimulus, begini rekomendasi analis untuk emiten consumer goods

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×