kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketahanan rupiah menghadapi sentimen corona diproyeksi teruji hingga Rp 18.000


Selasa, 31 Maret 2020 / 18:23 WIB
Ketahanan rupiah menghadapi sentimen corona diproyeksi teruji hingga Rp 18.000
ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Rabu (18/3) hingga pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah melemah 140 poin atau 0,93 pers


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ancaman pelemahan ekonomi akibat pandemi corona berpotensi membuat nilai tukar mata uang rupiah lunglai.

Namun, analis dan ekonom memproyeksikan rupiah bisa kembali menguat jika sentimen virus yang sementara ini bisa segera selesai.

Mengutip Bloomberg, Selasa (31/3), rupiah menguat 0,17% ke Rp 16.310 per dollar AS.

Baca Juga: Setelah ditutup menguat, rupiah diprediksi lanjutkan tren positif pada Rabu (1/4)

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah masih cenderung bergerak melemah. Penyebab pelemahan rupiah tidak lain karena potensi perlambatan ekonomi akibat semua negara kini fokus menangani penyebaran covid-19.

Namun, Ibrahim menilai sentimen virus corona tidak akan terus menjadi perhatian pelaku pasar, karena sentimen ini bersifat sementara.

Salah satu negara yang berhasil kembali bangkit dari tekanan virus corona adalah China. Kebangkitan ekonomi China mulai terlihat dari data manufaktur PMI yang naik ke level 52 di bulan ini dari data sebelumnya yang anjlok di level 35,7.

"Artinya bila virus terselesaikan maka ekonomi negara tersebut akan kembali menggeliat ini terbukti di Tiongkok," kata Ibrahim, Selasa (31/3).

Baca Juga: Rupiah menguat 0,17% ke level Rp 16.310 per dolar AS

Begitupun dengan Indonesia, Ibrahim optimistis fundamental dalam negeri kuat dan cadangan devisa masih terjaga bisa mengembalikan rupiah menguat di rentang Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.500 per dollar AS di akhir tahun ini.

Faktor lain yang membuat Ibrahim optimistis rupiah bisa kembali menguat adalah keputusan pemerintah yang tidak gegabah dalam menangani penyebaran virus corona.

Meski memang dalam masa melawan virus korona, Ibrahim memproyeksikan volatilitas rupiah masih akan terjadi cukup tinggi. Namun, Ibrahim memproyeksikan ketahanan rupiah akan mentok di Rp 17.000 per dollar AS.

Baca Juga: Jelang siang, rupiah melemah tipis ke level Rp 16.339 per dolar AS

Sementara, Ekonom Pefindo Fikri C. Permana memproyeksikan skenario terburuk pelemahan rupiah berada di rata-rata Rp 18.800 per dollar AS.

Dengan catatan, risiko yang lebih tinggi mungkin terjadi apabila pandemi corona belum mereda hingga Juni mendatang. Namun, Fikri menegaskan melihat situasi saat ini, ia optimistis rupiah belum akan bergerak mencapai level terburuk versinya.

"Angka antara Rp 14.300 per dollar AS hingga Rp 16.600 per dollar AS selama 2020 tampaknya masih cukup rasional," kata Fikri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×