Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
"Penurunan yield masih akan berlanjut secara perlahan, namun tidak akan terlalu signifikan. Ini karena, potensi ketidakpastian di pasar global masih cukup tinggi, salah satunya terkait konflik AS dan Iran," ungkapnya.
Dari domestik, defisit neraca perdagangan tetap menjadi sentimen utama yang menjadi perhatian pasar. Harapannya, ke depan defisit neraca perdagangan bakal membaik seiring dengan disepakatinya negosiasi perang dagang AS dan China.
Baca Juga: Prospek SUN dan obligasi korporasi menarik, porsi asing akan naik tahun ini
"Dengan kondisi eksternal dan makro ekonomi stabil, didukung SBN, likuiditas, investment grade membaik. Ini jadi daya tarik kita dan asing masih akan masuk meskipun komposisi asing saat ini masih di 38%an, namun sangat aktif," tandasnya.
Ramdhan memperkirakan pada lelang SUN 21 Januari 2020, seri benchmark masih menjadi incaran investor, khususnya asing karena mereka akan membandingkan dengan imbal hasil US Treasury.
Untuk itu, prospek pasar SUN Tanah Air diperkirakan masih positif ke depan, ditambah lagi dengan penguatan rupiah yang sempat jadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News