kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.617   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.051   -15,35   -0,19%
  • KOMPAS100 1.106   2,18   0,20%
  • LQ45 772   0,26   0,03%
  • ISSI 289   -0,19   -0,07%
  • IDX30 404   0,55   0,14%
  • IDXHIDIV20 454   -1,30   -0,29%
  • IDX80 122   0,02   0,02%
  • IDXV30 130   -0,81   -0,62%
  • IDXQ30 128   0,67   0,53%

Kesadaran berinvestasi orang Surabaya rendah


Rabu, 01 April 2015 / 14:05 WIB
Kesadaran berinvestasi orang Surabaya rendah
ILUSTRASI. Kode Redeem Garena Undawn Oktober 2023 Terbaru! Simak Cara Klaim Berikut ini


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Berdasarkan hasil survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI) terlihat bahwa investor Surabaya memiliki kesadaran berinvestasi yang lebih rendah dibandingkan investor Jakarta dan Medan. Salah satu tolok ukurnya adalah dengan bercermin dari produk investasi yang dipilih rata-rata hanya berjumlah dua produk, sedangkan Jakarta dan Medan bisa memiliki hingga empat produk.

Adapun instrumen investasi yang dipilih cenderung konservatif. Lihat saja 98% investor Surabaya memilih investasi dalam bentuk dana tunai, 83% dalam bentuk properti, dan 78% berbentuk barang-barang antik, seni dan perhiasan.

Produk pasar modal yang menjanjikan imbal hasil lebih baik seperti saham, pendapatan tetap dan reksa dana justru tidak dilirik. Hal ini kembali bertolak belakang dengan harapan tingkat imbal hasil investasi di tahun 2015 yakni 22,3%. Angka ini paling tinggi jika dibandingkan dengan harapan imbal hasil investor Jakarta dan Medan.

Rencana ke depannya, investor Surabaya akan menambah porsi dana tunai dan tidak akan melakukan penambahan dan pengurangan porsi investasi dalam bentuk lainnya untuk enam bulan mendatang.

“Berbeda dengan investor di Medan, sebagian besar investor Surabaya sudah menyiapkan masa pensiun,” kata Nur Hasan Kurniawan, Chief of Employee Benefits PT Asuransi Jiwa Manulife, dalam rilisnya Selasa (31/3).

Ini terlihat dari 37% responden Surabaya sudah merencanakan masa pensiun. Namun data lainnya menunjukkan hal yang kontras. 21% responden akan tetap menghabiskan pengeluarannya di masa pensiun untuk investasi. Hanya 7% yang menyediakan untuk pembelian tinggal.

“Ini mengindikasikan ketidakyakinan bahwa mereka akan memiliki dana yang cukup untuk membiayai masa pensiun,” jelas Nur Hasan.

Sehingga menurut Nur Hasan, masyarakat Surabaya sudah harus mulai mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi portfolio investasinya. Sehingga berbagai instrumen investasi di pasar dapat dimanfaatkan dengan baik di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×