Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain memperkuat penjualan di basis pasar dan juga pasar Sulawesi serta Sumatra, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga akan memperkuat penjualan ekspornya tahun ini.
Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa , Christian Kartawijaya, mengatakan, di tahun 2021 ini, Perseroan merencanakan eskpor sekitar total 600.000 ton, yang terdiri atas produk semen putih dan klinker.
“Ekspor diperkirakan naik 20% dari raihan ekspor pada tahun lalu yakni 400.000 - 500.000-an ton,” terang Christian saat paparan publik yang digelar virtual, Jumat (19/3).
Christian melanjutkan, pihaknya telah mendapat kontrak jangka panjang untuk penjualan ke Brunei Darussalam. Penjualan ekspor juga ditujukan ke China dan negara lainnya.
Baca Juga: Produsen semen manfaatkan limbah abu batubara untuk bahan baku alternatif
Dari dalam negeri, Christian melihat prospek industri semen masih cukup baik. Hal ini ditunjang dengan sejumlah proyek yang masuk dalam pipeline Perseroan, jalan yang menghubungkan Ancol dengan Kapuk, pembangunan Kawasan Industri Brebes dan pembangunan mass rapid transit (MRT) fase kedua setelah lebaran.
Adapula proyek Pelabuhan Patimban, di awal tahun depan, proyek Japek Selatan, hingga proyek Indonesia One. Di sisi lain, stimulus di sektor properti dan residensial seperti adanya stimulus pajak hingga pemberian DP 0% dinilai cukup memberi efek positif terhadap industri semen.
Meski outlook semen diperkirakan membaik, produsen semen merek Tiga Roda ini mengatakan belum memiliki rencana untuk melakukan ekspansi pabrik. Christian mengatakan, saat ini kapasitas produksi semen nasional mencapai 115 juta ton sedangkan konsumsi per tahun 2020 hanya sebesar 62 juta.
Tahun ini, kapasitas nasional diproyeksikan masih naik dengan hadirnya pemain baru, yakni Semen Hongshi dan Semen Grobogan. Dengan adanya dua pemain baru, kapasitas semen nasional diproyeksi naik menjadi 120 juta ton.
“Sementara itu konsumsinya diproyeksi hanya naik 5%-6% atau sekitar 3 juta ton. Masih terdapat kelebihan kapasitas sekitar 55 juta ton. Sehingga tidak logis bagi kami untuk melakukan ekspansi tahun ini,” papar dia.
Selanjutnya: Laba bersih turun, analis ini pertahankan rekomendasi buy saham Indocement (INTP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News