kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Keranjang Investasi COO Pluang Riadi Esadiputra Banyak Diisi Saham-Saham Wall Street


Sabtu, 12 Februari 2022 / 07:49 WIB
Keranjang Investasi COO Pluang Riadi Esadiputra Banyak Diisi Saham-Saham Wall Street
ILUSTRASI. COO Pluang, Riadi Esadiputra.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sosok Riadi Esadiputra, Chief Operating Officer Pluang  rupanya sangat menyukai dunia investasi. Kecintaannya tercermin dari perjalanannya dalam mempelajari dan terus menjajal berbagai instrumen investasi.

Pengalaman pertama investasi pria yang kini menjabat sebagai Chief Operating Officer Pluang ini dimulai pada 2007 silam. Sebenarnya ia merasa cukup terlambat karena baru menjajal investasi ketika dirinya sudah bekerja. Saat itu, instrumen pertama pilihannya adalah reksadana berbasis komoditas.

“Bekerja di industri finance saat itu memberi keterbatasan untuk berinvestasi karena harus ikut proses compliance terlebih dahulu. Jadi, reksadana berbasis komoditas jadi instrumen investasi pertama kala itu,” kenang Riadi.

Sayangnya, investasi pertama Riadi tidak berbuah manis. Maklum, pada 2008 terjadi krisis ekonomi yang pada akhirnya memukul kinerja instrumen investasinya. Bahkan, ia berujar, 10 tahun setelahnya, reksadana tersebut belum balik modal. Untungnya, ia sudah melakukan cut loss dan dana yang digunakan saat itu belumlah terlalu besar.

Baca Juga: Bursa Wall Street Rontok Tertekan Ketegangan Rusia-Ukraina dan Bunga The Fed

Pria yang meraih gelar Master of Science pada Financial Engineering ini akhirnya belajar banyak dari kegagalan pertamanya tersebut. Ia mulai lebih paham soal volatilitas yang terjadi di pasar, serta memitigasi risiko. Setelah menjajal reksadana dari manajer investasi di Singapura, akhirnya Riadi memulai perjalan investasinya di pasar modal Indonesia pada 2011. 

Saat itu, instrumen pilihannya adalah obligasi negara. Menurutnya, pada periode tersebut, Indonesia punya suku bunga yang tinggi jika dibandingkan suku bunga Singapura. Ditambah lagi, nilai tukar rupiah juga relatif stabil. Dengan potensi tawaran imbal hasil sekitar 7% per tahun, akhirnya ia pun membeli obligasi pertamanya.

“Saya lebih mengerti dan menguasai instrumen obligasi dibanding saham. Apalagi, saham lebih banyak memerlukan waktu untuk amati pasar. Lagipula return sebesar 7% per tahun itu sudah lumayan,” imbuhnya.

Ia juga mengaku kurang menyukai reksadana yang berbasis pendapatan tetap, sekalipun punya upside lebih tinggi dibanding obligasi negara. Pertimbangannya adalah, dengan adanya eksposur ke obligasi korporasi yang artinya menambah risiko, lalu ada biaya tambahan, menjadikan upside reksadana pendapatan tidak terlalu signifikan.

Terjun ke saham

Pada 2019, babak baru Riadi dalam dunia investasi dimulai dengan mulai mengoleksi instrumen saham. Namun, ia mengaku lebih memilih saham Amerika Serikat (AS) ketimbang saham di Indonesia. Pasalnya, dirinya justru lebih paham soal seluk-beluk pasar dan perusahaan AS ketimbang Indonesia.

Lagipula, ia percaya bahwa dalam berinvestasi, instrumen yang dipilih harus merupakan instrumen yang sudah dipahami, dikuasai, dan memberikan rasa nyaman. Selain itu, pasar saham AS yang sangat likuid membuatnya lebih tenang karena ketika investasinya tidak berjalan sesuai rencana, lebih mudah untuk keluar dari situasi tersebut.

Saat ini, pria lulusan National University of Singapore ini mengaku melakukan trading jangka pendek maupun investasi jangka panjang di saham. Untuk trading jangka pendek, ia suka melakukan transaksi kontrak lewat call option maupun put option. Lewat trading agresif inilah, Riadi banyak merasakan manis dan pahitnya bermain saham. 

Ia bercerita, saat itu dirinya melakukan call option ke saham Apple karena yakin harga sahamnya bakalan naik lantaran Apple berencana melakukan stock split. Ternyata analisis yang ia miliki benar adanya, saham Apple menguat dan call optionnya berhasil. Riadi pun mengaku untung besar, jauh lebih besar daripada jual-beli saham secara biasa. 

Baca Juga: Rusia Tumpuk Pasukan, Dolar AS dan Aset Safe Haven Diburu Investor




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×