kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenapa banyak orang kaya tak paham pasar modal?


Senin, 09 September 2013 / 12:45 WIB
Kenapa banyak orang kaya tak paham pasar modal?
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat peti kemas di IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh 5,1% pada 2022, Asal Hal Ini Diperhatikan


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Masalah pemahaman menjadi salah satu faktor utama kurang pesatnya pelaku pasar modal domestik. Alhasil, potensi keuntungan di pasar modal Indonesia banyak yang dinikmati pemodal asing.

"Banyak orang kaya di Indonesia yang tidak paham dengan pasar modal. Masalahnya hanya satu, ada di pengetahuan," jelas Sujadi Darmotinojo, Direktur PT Danareksa Sekuritas di sela kegiatan Danareksa Conference, Senin (9/9).

Menurutnya, ada mereka yang memiliki uang banyak, tetapi mereka tidak tertarik investasi di pasar modal karena minimnya pengetahuan. Apalagi, budaya menabung atau investasi hanya terpatron pada pola tradisional, yakni dalam bentuk deposito, emas dan properti.

Namun, minimnya pengetahuan pasar modal itu lagi-lagi dikarenakan masalah edukasi. Terbilang normatif memang, tapi nyatanya cara itu merupakan cara yang paling ampuh untuk menarik calon investor baru ke pasar modal, apalagi jika pasar modal sedang berfluktuasi seperti saat ini.

Tanpa edukasi, maka hasilnya juga sudah bisa dilihat. Saat ini, sekitar 57% aliran modal masih berasal dari investor asing. Maka itu, jika ada sentimen dari luar negeri, maka pasar modal Indonesia ikut merasakan dampaknya.

Sujadi berharap, pasar modal Indonesia, nantinya tak hanya di dominasi asing saja. Maka itulah, Danareksa ikut nimbrung melakukan sosialisasi, agar ada calon-calon investor baru yang mau berinvestasi di pasar saham. "Kekayaan di wilayah itu banyak, tapi belum dimanfaatkan untuk investasi," pungkas Sujadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×