kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan tarif, pedal gas pendongkrak JSMR


Rabu, 25 Februari 2015 / 07:14 WIB
Kenaikan tarif, pedal gas pendongkrak JSMR
ILUSTRASI. Cek Harga Saham AMMN dan GOTO yang Memerah di Perdagangan Bursa Senin (11/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Reporter: RR Putri Werdiningsih, Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menargetkan pendapatan di luar sektor konstruksi sekitar Rp 8 triliun. Target tersebut naik 10% dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 7,2 triliun. Para analis menilai, JSMR bisa menggapai target dengan mudah. 

Analis Buana Capital Michael Ramba mengatakan, katalis positif berasal dari JSMR yang rajin menambah ruas jalan  tol dan dari kenaikan tarif. Ia mencatat, di tahun ini emiten plat merah itu berencana mengoperasikan tiga ruas,  yakni Gempol-Pasuruan, Surabaya-Mojokerto dan Gempol Pandaan. 

Namun Michael bilang, ketiga ruas ini belum bisa berefek maksimal ke kinerja JSMR di tahun ini dan baru terasa di 2016. Ada ruas  yang beroperasi di akhir tahun. Seperti ruas Surabaya-Mojokerto bagian dua dan tiga yang diprediksi beroperasi pada kuartal IV-2015. Sementara bagian satu diprediksi beroperasi kuartal II-2015. Sedangkan  ruas Gempol-Pasuruan dan Gempol-Pandaan diperkirakan beroperasi kuartal I-2015. 

Joko Sogie, Analis Danareksa Sekuritas, mengatakan, dalam riset 16 Februari 2015 memprediksikan, tambahan tiga ruas hanya berkontribusi 1,9% dari volume lalu lintas dan 1,5% dari pendapatan tol.  Dimana tahun ini rata-rata lalu lintas JSMR hanya akan meningkat 4,9% menjadi 3,76 juta kendaraan dalam sehari di 2015 dari 3,58 juta kendaraan per hari di tahun lalu. 

Meski begitu, Joko memperkirakan, kenaikan pendapatan jalan tol JSMR akan terasa dari kenaikan tarif. Michael mencatat, di tahun ini JSMR akan menaikkan tarif hampir di semua ruas, selain ruas jalur lingkar luar, Semarang-Solo, Jakarta-Cikampek dan tol Prof. Dr. Sedyatmo. 

Ini karena tahun lalu JSMR telah menaikan tarif keempat ruas tersebut. "Kami memproyeksikan, pendapatan tol bisa naik 13% di 2015 dan 12% di 2016," ujar Michael. Sepanjang tahun lalu, dia mencatat, pendapatan tol menyumbang 72%. Sisanya dari pendapatan konstruksi dan usaha lain. 

Beban bunga naik

Menurut Michael, sektor konstruksi JSMR memiliki margin rendah dibandingkan jalan tol dalam lima tahun terakhir. Sehingga pendapatan sektor tersebut menurun 103% year on year (yoy) di 2014 menjadi Rp 1,94 triliun. Namun, penurunan itu dibarengi kenaikan pendapatan jalan tol sehingga berdampak positif ke JSMR untuk meningkatkan margin. 

Kinerja JSMR kian menciut akibat tertekan beban bunga yang meningkat 28% menjadi Rp 1,2 triliun. Ini karena JSMR menerbitkan obligasi dan utang bank dengan total nilai Rp 2 triliun.

Tapi menurut Analis Indo Premier Securities Chandra Pasaribu dan  Michael, utang JSMR terbilang wajar. Michael bahkan bilang, debt equity ratio (DER) masih di 1,07 kali dan masih ada ruang pendanaan ke depan. 

Chandra dalam riset 6 Februari 2015 memproyeksikan, pendapatan JSMR menjadi Rp 8,58 triliun dengan laba bersih Rp 1,77 triliun di tahun ini. 

Ketiga analis ini merekomendasikan buy. Michael menargetkan di Rp 7.900, Joko di Rp 8.200, dan Chandra Rp 7.000. Selasa (24/2) harga JSMR stagnan di Rp 7.050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×