kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,81   9,46   1.02%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan suku bunga acuan jadi penentu penerbitan reksadana terproteksi


Senin, 19 April 2021 / 21:03 WIB
Kenaikan suku bunga acuan jadi penentu penerbitan reksadana terproteksi
ILUSTRASI. Sepanjang tiga bulan pertama pada tahun ini, jumlah produk reksadana terproteksi kembali berkurang.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penerbitan produk reksadana terproteksi baru rupanya masih lesu. Merujuk data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang tahun lalu, jumlah reksadana terproteksi menyusut dari 894 menjadi 873 produk. 

Sementara sepanjang tiga bulan pertama pada tahun ini, jumlahnya ternyata kembali berkurang. Per akhir Maret 2021, tercatat hanya ada 865 produk reksadana terproteksi. 

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, turunnya penerbitan reksadana terproteksi tidak terlepas dari yield reksadana terproteksi yang menyusut.

“Sejak tahun lalu, penerbitan obligasi korporasi tidak hanya minim, namun dari segi kupon yang diberikan juga kecil. Apalagi pajak reksadana yang menggunakan underlying obligasi juga naik dari 5% menjadi 10%. Wajar akhirnya jumlah produk terus turun,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Senin (19/4).

Baca Juga: Tunggu keputusan suku bunga, IHSG berpotensi melemah pada Selasa (20/4)

Reza juga menyebut sepanjang kuartal pertama 2021 walaupun penerbitan obligasi korporasi sudah lebih baik, tapi dari segi kupon yang diberikan relatif belum cukup menarik. Hal ini membuat manajer investasi berpikir ulang sebelum menggantikan produk reksadana terproteksi yang sudah jatuh tempo.

Namun, Reza meyakini, penerbitan reksadana terproteksi baru akan kembali semarak ketika kupon yang diberikan sudah menarik. Menurutnya, hal ini baru terjadi ketika angka inflasi Indonesia sudah mulai tumbuh sehingga membuat suku bunga acuan ikut naik. Dus, obligasi korporasi yang diterbitkan pun akan memiliki kupon yang lebih tinggi dari saat ini.

“Untuk saat ini, reksadana pasar uang masih akan jadi salah satu yang paling diminati investor karena tingkat risikonya yang rendah dan cocok untuk investor pemula. Reksadana campuran juga bisa jadi pilihan karena nasabah bisa memilih reksadana dengan konsentrasi tertentu (saham atau pendapatan tetap atau pasar uang),” tambah Reza.

Baca Juga: Ada insentif PPh bunga obligasi, penerbitan produk reksadana terproteksi akan susut

Reza mengungkapkan, saat ini HPAM ada rencana untuk menerbitkan reksadana terproteksi. Namun, aset dasar yang akan digunakan untuk reksadana terproteksi ini bukanlah obligasi korporasi yang baru diterbitkan, melainkan menggunakan obligasi korporasi yang sudah berjalan. Artinya, nanti aset dasar yang digunakan adalah obligasi korporasi yang dibeli lewat pasar sekunder.

“Selain reksadana terproteksi, kami juga ada rencana untuk menerbitkan reksadana indeks berbasis saham. Untuk indeks yang akan digunakan saat ini belum bisa kami sampaikan, tunggu saja kabar baiknya pada semester dua nanti,” pungkas Reza.

Baca Juga: Walau IHSG naik tipis, reksadana pasar uang tetap jadi yang terbaik di pekan lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×