Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Mata uang yen Jepang bertenaga terhadap sejumlah mata uang utama, setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan akan meningkatkan pajak penjualan pada April tahun depan.
Hingga Selasa (1/10) pukul 20.20 WIB, pasangan EUR/JPY melemah 0,15% menjadi 132,70 dibandingkan hari sebelumnya. Pairing USD/JPY melemah 0,41% menjadi 97,87. Sementara, pasangan AUD/JPY menguat 0,40% menjadi 91,90 dibandingkan hari sebelumnya.
Abe mengatakan, retribusi penjualan akan naik menjadi 8% dari 5% saat ini, setelah mempelajari sentimen indeks Tankan manufaktur yang naik ke level 12, per September 2013 dari level 4, Juni lalu. Ini adalah kenaikan tertinggi sejak 2007.
Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures mengatakan, kebijakan kenaikan pajak mendorong penguatan yen. "Keputusan meningkatkan pajak ini positif untuk pertumbuhan ekonomi Jepang," ujar Nanang.
Pasangan USD/JPY melemah, karena Pemerintah Amerika Serikat (AS) menutup pemerintahannya secara parsial, setelah Kongres AS gagal mencapai titik temu anggaran untuk tahun fiskal depan. "Dollar AS masih akan tertekan terhadap mayoritas mata uang lain," ujarnya.
Pasangan EUR/JPY juga ikut melemah. Menurut Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures, pelemahan ini merupakan pengaruh dari sentimen negatif sejumlah rilis data ekonomi di zona Euro. Data manufaktur Spanyol dan Italia berada jauh di bawah ekspektasi pasar, menunjukkan hasil yang negatif. Tingkat pengangguran Jerman yang diprediksi positif, ternyata naik cukup besar, yakni 25.000 orang dari prediksi sebelumnya yang berkurang 5.000 orang. "Sentimen negatif data ekonomi di zona Euro menekan pergerakan mata uangnya," ucap dia.
Sementara, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, pasangan AUD/JPY menguat karena aussie didukung data penjualan ritel Australia yang naik 0,4% bulan lalu, lebih tinggi ketimbang perkiraan analis 0,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News