Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mencatat kenaikan pendapatan 11% menjadi Rp 98,03 triliun. Laba bersihnya tumbuh lebih moncer lagi, dengan kenaikan 31% menjadi Rp 9,36 triliun.
Dibalik kinerja tersebut, segmen bisnis alat berat dan properti menjadi salah satu penopang kinerja ASII selama semster I 2017. Hal ini tercermin dari perolehan laba bersih alat berat dan pertambangan Grup Astra.
Laba bersih segmen alat berat dan pertambangan sebesar Rp 2,06 triliun, naik 83% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan itu melampaui kenaikan laba bersih segmen bisnis yang lain.
Segmen bisnis otomotif yang menjadi core bisnis ASII malah hanya mencatat kenaikan 9% menjadi Rp 4,3 triliun dari sebelumnya Rp 3,86 triliun.
Segmen bisnis jasa keuangan mencatat laba bersih sebesar Rp 2,03 triliun. Torehan itu naik 62% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,25 triliun.
Sementara, untuk segmen binsis agribisnis, laba bersih yang diatribusikan kepada ASII sebesar Rp 832 miliar, naik 32% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 631 miliar.
Segmen infrastruktur dan logistik serta teknologi informasi justru mencatat kinerja paling bontot. Keduanya mengalami penurunan laba bersih masing-masing sebesar 21% dan 25%.
Untuk segmen infrastruktur dan logistik, perolehan laba bersihnya hanya Rp 110 miliar. Sementara, perolehan laba bersih segmen teknologi informasi sebesar Rp 55 miliar.
Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto mengatakan, sejatinya pasar mobil nasional secara keseluruhan meningkat. Namun, persaingan kian ketat.
ASII perlu mengiming-imingi banyak diskon guna memenangi persaingan tersebut. Hal ini tentunya mempengaruhi laba bersih segmen otomotif ASII. "Namun, sebagian besar bisnis Grup Astra mencatat kinerja yang baik," ujar Prijono, Kamis (27/7).
Grup Astra, lanjut Prijono, berharap mendapatkan manfaat dari harga batubara yang stabil. Sehingga, hal ini diharapkan bisa mengkompensasi tekanan yang berasal dari meningkatnya persaingan dan menurunnya permintaan di pasar motor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News