Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejumlah harga obligasi pemerintah seri benchmark terlihat naik. Pada akhir pekan, pukul 10.39 WIB, harga seri FR0058 bertenor 20 tahun melesat ke level 106,75 atau naik 50 basis poin dari 106,25 dari penutupan kemarin (5/7).
Masih di periode yang sama, seri FR0060 bertenor 5 tahun juga memperlihatkan kenaikan harga ke posisi 103,75 dari 103,5. Namun seri FR0061 yang bertenor 10 tahun terkoreksi harganya menjadi 107,25 atau turun 25 bps dari 107,5 di hari sebelumnya.
Dealer Fixed Income Bank Rakyat Indonesia (BRI), Muhammad Ikhsan mengamati, beberapa hari terakhir, harga obligasi pemerintah memang sempat tertekan. Hal tersebut diakibatkan respon negatif investor terhadap pernyataan Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi yang pesimistis mengenai kondisi ekonomi Uni Eropa.
"Tidak hanya berdampak negatif terhadap pasar obligasi, pernyataan tersebut juga berdampak negatif terhadap aset beresiko lainnya seperti mata uang euro dan mata uang Asia," imbuhnya.
Namun, dia optimistis, sentimen tersebut hanya bersifat sementara. Ke depannya, Ikhsan memprediksi, harga obligasi pemerintah bisa rally lagi. Menurutnya, peluang kenaikan harga obligasi tersebut terbuka lebar dengan dilakukannya pelonggaran kebijakan moneter oleh sejumlah negara dunia.
Hari ini (6/7), pelaku pasar tengah menanti data pengangguran Amerika Serikat (AS). "Jika unemployment rate bisa bertahan di level 8,2% atau di bawahnya, kemungkinan aset-aset beresiko bisa melanjutkan rally," jelas Ikhsan.
Dia memprediksi, FR0058 dan FR0061 masih menjadi seri benchmark SUN yang akan menggiring pasar obligasi dengan potensi kenaikan harga mencapai 100 bps untuk seminggu ke depan. Namun, karena menjelang bulan puasa, secara historis pasar obligasi akan sepi transaksi. "Hal tersebut yang menyebabkan kenaikan harga obligasi terbatas," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News