Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini menjadi tahun panen perhelatan initial public offering (IPO). Sudah lebih dari 50 perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun, mayoritas nilai emisinya kecil. Imbasnya, harga saham di hari pencatatan (listing) melonjak signifikan. Bahkan, kenaikannya ada yang sampai 70%.
Kartika Sutandi, Direktur CIMB Sekuritas bilang, harga saham mencerminkan fundamental. Ini yang benar. Tapi, kalau kenaikannya terlalu tinggi, "Itu jelas tak wajar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (25/11).
Bukan berarti fundamental emiten yang sudah listing itu kurang prospektif. Cuma memang, ada sejumlah indikator yang menjadikan perhelatan IPO menjadi lebih riil.
Pertama, dari sisi nilai emisi. Menurut Kartika, IPO di bawah Rp 3 triliun sejatinya kurang signifikan efeknya terhadap ekspansi.
Kadang, kebutuhan pendanaan masing-masing emiten memang berbeda. Jika kondisinya seperti ini, kembali pada kepercayaan diri pemilik perusahaan.
"Kalau owner pede fundamentalnya bagus, nilai emisinya besar. Atau, harga pelaksanaannya tidak mepet batas bawah," jelas Kartika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News