Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga CPO naik (rebound) secara perlahan. Namun, kenaikan harga CPO ini hanya bersifat sementara.
Mengutip Bloomberg, Jumat (10/4) pukul 17.20, kontrak pengiriman CPO bulan Juni di Malaysia Derivatif Exchange berada di level RM 2.133 per metrik ton. Harga naik 0,6% dibanding hari sebelumnya. Namun dalam sepekan, harga CPO anjlok 2,6%.
Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menjelaskan, kenaikan harga CPO saat ini didukung oleh kenaikan ekspor Malaysia bulan Maret sebesar 21%. Selain itu, terkereknya harga CPO tak terlepas dari kebijakan pemerintah berupa pencampuran biodiesel ke bahan bakar minyak (BBM) solar sebesar 15% yang mulai diberlakukan sejak 1 April 2015. Ini dapat mengerek harga CPO dalam jangka pendek.
“Secara jangka panjang, harga CPO masih mengalami banyak rintangan. Tren harga CPO cenderung bearish,” ungkap Deddy.
Menurutnya, harga masih terbebani oleh harga minyak dunia yang kesulitan menembus level US$ 55 per barel. Di tambah lagi, rendahnya permintaan global menghalangi laju CPO lebih lanjut. Meski demikian, kenaikan dalam jangka pendek masih terbuka meski tidak signifikan. Sebab, permintaan CPO dari pasar domestik diperkirakan meningkat pada bulan April ini sebesar 10% menjadi 9,8 juta ton. Kondisi ini dapat menjadi sentimen positif jangka pendek.
Secara teknikal, harga CPO masih terpantau turun. Hal ini tercermin oleh pergerakan harga yang jauh di bawah moving average 50, 100 dan 200. Moving average convergence divergence (MACD) juga terperangkap di area negatif, yakni minus 23. Indikator lainnya yaitu stochastic mendukung penurunan dan menetap area jenuh jual (oversold) di level 14%. Adapun relative strength index (RSI) mengonfirmasi penurunan dengan menetap di level 41%. Pergerakan di bawah level 50% mensinyalkan harga CPO rawan koreksi.
Deddy memprediksi harga CPO sepekan akan bergerak di kisaran RM 2.100-RM 2.242 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News