kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.612   32,00   0,19%
  • IDX 6.939   105,70   1,55%
  • KOMPAS100 1.004   17,27   1,75%
  • LQ45 779   13,68   1,79%
  • ISSI 220   2,19   1,00%
  • IDX30 404   6,91   1,74%
  • IDXHIDIV20 476   8,81   1,89%
  • IDX80 113   1,66   1,49%
  • IDXV30 116   1,49   1,30%
  • IDXQ30 132   2,73   2,11%

Kenaikan Harga Batubara Kemungkinan Tertahan


Rabu, 24 Februari 2010 / 10:01 WIB
Kenaikan Harga Batubara Kemungkinan Tertahan


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah dua pekan berturut-turut melemah, harga batubara mulai memanas lagi. Berdasarkan indeks harga spot batubara mingguan GlobalCoal di Newcastle, Jumat (19/2) pekan lalu, harga komoditas ini naik 3,56% menjadi US$ 93,98 per ton.

Sementara itu, harga kontrak batubara untuk pengiriman Maret 2010 di Intercontinental Exchange (ICE), pada dua hari lalu (22/2), naik 1,63% menjadi US$ 93,60 per ton.

Harga kontrak batubara ini pernah mencapai rekor tertingginya di level US$ 102,45 per ton pada 7 Januari lalu. Adapun harga rata-rata kontrak batubara sejak awal 2010 hingga Senin lalu sebesar US$ 93,62 per ton.

Analis Ciptadana Securities, Sylvia Darmaji, memprediksi, harga rata-rata batubara pada tahun ini akan naik dibandingkan tahun lalu. Ia mencatat, harga rata-rata batubara di 2009 sekitar US$ 72 per ton. "Untuk tahun ini harga rata-rata batubara sekitar US$ 85 per ton," imbuhnya. Hingga kini, dia menghitung harga rata-rata batubara 2010 sekitar US$ 94,7 per ton. Tapi, ada kemungkinan harga rata-rata komoditas ini melorot.

Analis JP Morgan, Pinakin Pareks, dalam risetnya di Bloomberg, Senin (15/2) lalu, memperkirakan harga rata-rata batubara Newcastle pada tahun ini sebesar US$ 70 per ton. Ini merupakan harga rata-rata berdasarkan tahun finansial Jepang yang dimulai pada 1 April 2010. Sedangkan untuk tahun finansial 2011, JP Morgan memperkirakan harga rata-rata batubara bisa menjejak US$ 80 per ton.

Dari sisi fundamental, permintaan batubara cenderung meningkat. Tahun lalu, China membukukan impor bersih batubara mencapai 103 juta ton. Total nilai impor ini naik hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Deputi Direktur Asosiasi Industri Batubara China, Hiang Zhiming, mengatakan, sepanjang 2010 China masih akan mencetak impor bersih. Tapi pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu. Berdasarkan data biro statistik nasional, tahun lalu, China memproduksi 2,96 miliar ton batubara, atau naik 12,7% dari tahun sebelumnya.

Di sisi lain, pasokan batubara relatif terbatas. Kantor berita Dow Jones memberitakan, telah terjadi keterbatasan stok batubara di Provinsi Shaanxi, China. Pada Januari 2009, hanya tersisa pasokan sepekan untuk 13 pembangkit listrik besar di sana. Cadangan yang ada sekitar satu juta ton, turun 28% dibandingkan Desember 2009. Provinsi ini mendapat pasokan batubara lokal dan impor dari Indonesia dan Australia.

Analis Indosukses Futures Herry Setyawan mengatakan, harga batubara saat ini hanya akan naik dalam rentang terbatas. Harga batubara juga mengikuti laju harga komoditas lainnya, yang kini dalam pergerakan konsolidasi.

"Pekan ini kira-kira harga batubara akan berkisar US$ 88 hingga US$ 94 per ton," katanya, memprediksi. Selain faktor permintaan dan pasokan, harga batubara juga tergantung pergerakan dollar Amerika Serikat. Jika mata uang hijau ini menguat, harga komoditas akan tertekan.

Pasar juga masih menunggu efek pengetatan likuiditas di China. "Apakah pengetatan ini bisa mengurangi permintaan batubara," imbuh Herry. Di sisi lain, pasar sedang menanti pidato Gubernur The Fed di depan Kongres AS, pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×