kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.201   60,44   0,85%
  • KOMPAS100 1.107   12,17   1,11%
  • LQ45 879   12,50   1,44%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,62   1,49%
  • IDXHIDIV20 541   6,13   1,15%
  • IDX80 127   1,51   1,20%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 149   1,78   1,20%

Kementerian BUMN Percepat Restrukturisasi, Saham BUMN Karya Bisa Seksi Lagi?


Jumat, 18 Agustus 2023 / 18:26 WIB
Kementerian BUMN Percepat Restrukturisasi, Saham BUMN Karya Bisa Seksi Lagi?
ILUSTRASI. Kementerian BUMN fokus membenahi kesehatan beberapa BUMN Karya seperti Wijaya Karya (WIKA) dan Waskita Karya (WSKT)


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah fokus untuk membenahi kesehatan beberapa perusahaan konstruksi alias BUMN Karya, termasuk PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo menyebut masalah keuangan WIKA tidak seberat WSKT. Saat ini, WIKA menghadapi proyek rugi dan industri properti yang sedang stagnan.

"WIKA tidak seberat Waskita. Kami juga memasukkan PMN sekitar Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun. Mudah-mudahan dengan itu bisa berputar lagi," ujar pria yang akrab dipanggil Tiko ini, Selasa (15/8).

Sementara, untuk menyelamatkan WSKT. Tiko menjelaskan pihaknya telah menyiapkan tiga strategi. Pertama, melakukan negosiasi dengan para kreditur, baik perbankan maupun pemegang obligasi.

Kedua, perbaikan kualitas manajemen. Ketiga, Kementerian BUMN akan menjadikan Waskita sebagai anak usaha PT Hutama Karya (HK) dengan skema inbreng, yang diharapkan tuntas pada awal 2024.

Baca Juga: Wamen BUMN Bocorkan Kondisi Kesehatan Wijaya Karya (WIKA)

Pemerintah juga akan meminta HK untuk menuntaskan proyek strategis milik WSKT. Nantinya, HK akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2024 di kisaran Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun.

Kementerian BUMN tengah mengembut penyelesaian proyek Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi), Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) dan Tol Kapal Betung (Kayu Agung–Palembang–Betung).

"Mudah-mudahan HK bisa menyelesaikan proyek tersebut di 2030 atau 2035. Jadi pembayaran utang ketika tolnya sudah divestasi," ucap Tiko.

Tiko bilang mayoritas perbankan telah sepakat untuk perpanjangan pembayaran untuk 10 tahun dihitung sejak 2023 dengan pembayaran pokok dan bunga secara bertahap. Dia berharap para pemegang obligasi juga bersikap kooperatif.

Rekomendasi Saham

Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menyebut bisnis properti dan tol itu termasuk aset tetap dengan skala besar dan bisnis jangka panjang, tapi pengembaliannya perlu waktu yang lama.

"Perlu uang besar untuk investasi tapi imbal baliknya puluhan tahun. Kredit bank umumnya hanya 5-6 tahun. Jadi ini tidak akan ketemu," jelas dia saat dihubungi Kontan, kemarin.

Baca Juga: Segenap Siasat Kementerian BUMN Menyelamatkan Waskita (WSKT)

Meski akan mendapatkan suntikan dana dari pemerintah. Budi menyarankan para BUMN karya untuk kembali memfokuskan bisnis kontraktor, yakni sebatas pelaksana kerja, bukan pemilik tol.

"PMN apalagi dalam nominal besar bisa menjadi preseden buruk, tidak sehat dan tidak adil untuk para pembayar pajak dan akan membuat iri banyak BUMN lain," tandasnya.

Jika dicermati pergerakan saham sejumlah saham BUMN Karya sedang dalam tekanan. Seperti WIKA yang sudah anjlok 52% sepanjang 2023 ini. Per Jumat (18/7), WIKA parkir di Rp 384 per saham.

Tekanan juga terjadi pada saham PT PP Tbk (PTPP) yang sudah ambles 18,88% sepanjang 2023 ke level Rp 580. Sejak disuspensi pada 8 Mei 2023, WSKT parkir di level Rp 202 per saham.

"Sebaiknya wait and see yaitu menunggu hingga restrukturisasi nya selesai," kata Budi.

 

Pengamat Pasar Pasar & Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat memproyeksikan ketika suspensi dicabut, tidak menutup kemungkinan saham WSKT akan anjlok hingga Auto Rejection Bawah (ARB).

Bagi investor yang saat ini menggenggam saham Waskita, Teguh menyarankan untuk cut loss jika memang ada kesempatan untuk keluar dari saham emiten konstruksi pelat merah itu.

"Lebih baik cut loss karena ini sudah parah. Saya tidak menyarankan untuk beli, tapi pasti ada saja yang akan spekulasi ketika ada berita positif," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×