Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belum mengarahkan perusahaan pelat merah untuk menggelar penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) di tahun ini.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmadja menuturkan hingga saat ini belum ada rencana BUMN untuk melakukan IPO. Dia bilang pihaknya masih bergantung dengan kondisi pasarnya.
Dia mencontohkan rencana IPO Pertamina Hulu Energi (PHE) kandas lantaran kurang menarik bagi pasar. Untuk itu Kementerian BUMN menahan untuk menggelar hajatan IPO.
"Tadinya kami mau dorong PalmCo tetapi kami lihat dan uji coba kondisi pasar seperti apa. Kalau kondisinya oke, mungkin kami dorong," kata dia, Kamis (15/1).
Baca Juga: PalmCo Cari Mitra Strategis untuk Dongkrak Produktivitas dan Kinerja, Ini Kriterianya
Pria yang akrab dipanggil Tiko ini mengatakan kemungkinan PalmCo akan IPO pada tahun depan alias 2025. Namun aksi korporasi itu bisa berjalan selama kondisi pasar sudah pulih.
"Tahun depan mungkin PalmCo IPO, tetapi tapi setelah pasarnya benar," ucap Tiko.
Sebelumnya, Kementerian BUMN menilai PalmCo harus melakukan penanaman kembali atau replanting di lahan-lahan milik PTPN Grup karena produksi sebagian lahan tak optimal.
Baca Juga: Begini Tanggapan Pebisnis Sawit Soal Aturan DMO Minyak Sawit
Ketimbang menggelar IPO lebih dulu, PalmCo juga harus menggenjot produksi agar maksimal serta menciptakan nilai tambah atas hasil perkebunan PalmCo.
PalmCo merupakan sub holding milik PT Perkebunan Nusantara PTPN III. Subholding PalmCo merupakan perusahaan hasil merger PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV.
Pasca penggabungan ini, PalmCo akan menjadi perusahaan sawit terbesar dunia dari luas lahan yang dimiliki. PalmCo akan mengonsolidasikan lebih dari 600.000 hektare pada 2026 dari saat ini sekitar 568.000 hektare (Ha).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News