kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Kemendag Revisi Kebijakan DMO Sawit, Begini Dampaknya pada Emiten CPO


Kamis, 05 Januari 2023 / 21:56 WIB
Kemendag Revisi Kebijakan DMO Sawit, Begini Dampaknya pada Emiten CPO
Pekerja menyusun tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Berkah, Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (2/11/2022). Kemendag Revisi Kebijakan DMO Sawit, Begini Dampaknya pada Emiten CPO.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) merevisi kebijakan domestic price obligation (DMO) minyak sawit (crude palm oil/CPO) menjadi lebih kecil yakni 1:6 dari yang sebelumnya sekitar 1:8. 

Kebijakan ini dilakukan guna memastikan pasokan minyak sawit sebagai bahan baku minyak goreng dalam negeri tercukupi.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat kebijakan yang dikeluarkan Kemendag terhadap emiten CPO seharusnya minim karena masih 6 kali lipat dari yang dipasok tersebut. Sehingga emiten masih bisa memanfaatkan kenaikan CPO tahun 2023. 

Baca Juga: Kebijakan DMO Minyak Sawit Diperketat

"Dampaknya minim karena kebijakan ini dilaksanakan untuk prioritas pasar domestik dan ini langkah yang bagus. Menunju bulan Ramadan pemerintah ingin memastikan pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan domestik," ujarnya kepada Kontan.co.id, kamis, (5/1).

Selain itu, langkah ini dilaksanakan untuk antisipasi kenaikan permintaan tahun 2023 dari CPO, sehingga ada kemungkinan permintaan dari pasar domestik tahun 2023 bisa mengganti nilai ekspor yang akan hilang dari kebijakan tersebut. 

Arjun menjelaskan emiten CPO perlu menyiapkan strategi untuk mencaplok kenaikan permintaan dari pasar domestik karena kebijakan tersebut dilakukan untuk prioritaskan pasar domestik.

"Kalau kita lihat pasar domestik lumayan besar dan ada banyak peluang untuk mencaplok pasar besar ini," jelasnya. 

 

Baca Juga: Indonesia Akan Perketat Lagi Aturan Ekspor CPO Mulai 1 Januari 2023

Menurut Arjun, kenaikan harga CPO sebenarnya hanya gelombang, bukan uptrend dibandingkan awal bulan November 2022 berdasarkan Crude Palm Oil futures. 

Selain itu, Arjun mengatakan rata-rata harga CPO akan tetap tinggi mencapai MYR 3.750-4.500 per ton pada tahun 2023. Lantaran minyak nabati masih dibutuhkan dalam kebutuhan sehari-hari.

Meski begitu, Arjun merekomendasikan beli untuk saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp 8.200 dengan harga support di level Rp 7.825.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×