kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembali menguat, harga minyak WTI masih bertahan di bawah US$ 40 per barel


Selasa, 22 September 2020 / 11:17 WIB
Kembali menguat, harga minyak WTI masih bertahan di bawah US$ 40 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak kembali menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah acuan rebound setelah anjlok pada penutupan perdagangan Senin (21/9). Sentimen penunjang bagi minyak datang dari badai tropis terbaru di Teluk Meksiko, tetapi kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar tetap ada dengan gejolak baru dari kasus virus corona di seluruh dunia membatasi penguatan. 

Mengutip Reuters, Selasa (22/9) pukul 11.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2020, yang akan berakhir pada hari ini, naik 19 sen atau 0,5% menjadi US$ 39,50 per barel. Sementara untuk harga WTI kontrak pengiriman November 2020 yang lebih aktif naik 13 sen ke US$ 39,67 per barel.

Di sisi lain, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman November 2020 naik 13 sen atau 0,3% ke US$ 41,57 per barel.

Pada perdagangan sesi sebelumnya, harga minyak ambles hingga 4% dan WTI kembali ke bawah US$ 40 per barel. Setelah kekhawatiran bahwa peningkatan kasus virus corona di pasar utama dapat memacu penguncian baru dan menurunkan permintaan. Itu meningkatkan kemungkinan bahwa minyak Libya dapat kembali ketika tidak dibutuhkan.

Baca Juga: Harga minyak acuan rebound setelah anjlok 4% di sesi sebelumnya

Selain itu, kilang minyak di Texas tetap buka meskipun diperkirakan akan terjadi banjir besar, dengan Badai Tropis Beta diperkirakan akan terus melemah saat tiba di daratan.

Hal tersebut menghilangkan kekhawatiran tentang permintaan kilang AS untuk bahan baku.

"Kami mengalami sesi risk-off yang cukup kuat (semalam) ... di tengah kekhawatiran seputar risiko kebangkitan Covid-19 mulai berdampak negatif pada permintaan lagi," kata Lachlan Shaw, Head of Commodity Research National Australia Bank.

Pasar gelisah tentang permintaan di tempat-tempat seperti Inggris, di mana pembatasan baru diberlakukan. Pejabat kesehatan AS juga memperingatkan gelombang baru di musim dingin mendatang.

"Ketika virus muncul kembali, pemerintah menutup, memberlakukan pembatasan, dan individu serta bisnis mulai mundur. Semuanya buruk untuk permintaan," kata Shaw.

Pedagang akan mengawasi data American Petroleum Institute tentang persediaan minyak AS yang akan dirilis pada Selasa.

Stok minyak mentah dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu, sementara persediaan penyulingan, termasuk solar, terlihat naik, jajak pendapat Reuters menunjukkan.

Selanjutnya: Harga minyak rebound, didorong ancaman badai di pantai Teluk AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×