kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembali investasi saham selagi ada momentum


Sabtu, 13 November 2021 / 09:50 WIB
Kembali investasi saham selagi ada momentum


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membeli saham untuk jangka pendek menjadi instrumen investasi pertama yang dijajal oleh Fajar R. Hidajat. Namun, pria yang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Syailendra Capital ini tidak lagi fokus investasi saham langsung, melainkan beralih ke reksadana.

Fajar bercerita ia mengenal pasar modal dan berinvestasi saham dari lingkungan pekerjaannya. Fajar yang lulus dari jurusan akuntansi Universitas Padjajaran ini mencoba investasi saham setelah ia bekerja selama satu tahun sebagai analis. 

"Bos saya ngasih saya buku judulnya Trading for A Living agar saya mengerti cara tentang investasi saham," kata Fajar yang sempat menjadi Vice President Head of Research di PT Trimegah Sekuritas dari 2000-2004 silam.

Selesai membaca buku tersebut, Fajar langsung mencoba membeli saham pada sekitar tahun 1996. Pendekatan yang Fajar lakukan dalam memilih saham adalah teknikal analisis. 

Fajar bercerita pengalaman pertamanya melakukan trading saham tidak membuahkan hasil yang ia harapkan. 

"Berbekal selesai baca buku Trading for A Living, saat itu saya sudah ngerasa paling jago ternyata hasilnya tidak baik," kata Fajar.

Baca Juga: Kinerja BUMN energi dan pertambangan moncer di beberapa bulan pertama tahun ini

Akhirnya sempat ada masa, Fajar tidak melanjutkan investasi saham langsung cukup lama dan mengalihkan dana investasinya ke reksadana saham. 
"Sekitar 2016-2020 dana investasi saya 100% berada di reksadana, di tahun tersebut pasar saham juga cenderung flat dan saya sudah tidak punya waktu lebih untuk investasi saham," kata Fajar yang sempat menjadi Presiden Direktur di PT CIMB Principal Asset Management dari 2014-2016.

Namun, Fajar mulai membeli saham kembali hanya pada saat ada momentum tertentu, seperti jika market secara keseluruhan terkoreksi dalam seperti saat krisis global 2008 dan pandemi Covid-19.

Namun, kali ini tujuan investasi Fajar di saham untuk jangka panjang dan memanfaatkan momentum saja. Tidak trading seperti diawal–awal karir. 

Hingga saat ini alokasi investasi Fajar terbagi 30% ke saham, 25% ke reksadana saham indeks, 20% ke reksadana pasar uang dan 25% sisanya ke properti.

Cocok di reksadana

Sejauh ini Fajar mengatakan reksadana merupakan produk investasi favoritnya. Alasannya, reksadana cocok bagi investor yang tidak harus menyediakan waktu khusus untuk memantau pergerakan pasar. Pemilihan saham juga sudah dilakukan oleh para manajer investasi yang profesional. 

Dari pengalaman Fajar berinvestasi, ia mendapat pelajaran bahwa faktor terpenting dalam investasi saham adalah mampu mengelola emosi dan disiplin. Terkadang, investor suka terlambat untuk ambil untung atau terlalu cepat melakukan cut loss.

Baca Juga: Ini kata pengamat pajak terkait upaya Ditjen Pajak kejar penerimaan pajak   

"Psikologi antara fear and greed ini yang biasanya paling susah dilakukan," kata Fajar yang mengkategorikan dirinya sebagai investor yang moderat.

Untuk investor pemula, Fajar memberi tips, bahwa sebelum melakukan investasi, baiknya kelola keuangan dulu keuangan dengan baik. Prinsip tersebut juga Fajar tanamkan kepada anak-anaknya. 

"Smart spending dan smart investing harus diterapkan berapapun uang yang dimiliki," kata Fajar yang sudah menjadi CEO PT Syailendra Capital sejak 2016 ini.

Kini pilihan instrumen investasi sudah semakin beragam. Fajar mengingatkan baiknya investor pemula kenali dulu karakter mereka, agresif, konservatif atau moderat. 

Setelah itu pertimbangkan instrumen investasi yang dipilih apakah memerlukan waktu khusus untuk dipelajari.

Apalagi, kini banyak bermunculan influencer yang merekomendasikan investasi tertentu. Fajar melihat apa yang influencer katakan belum tentu benar. Namun, penting bagi investor tidak menelan bulat-bulat rekomendasi seseorang, harus investor sendiri juga yang menganalisa dan prospeknya seperti apa. 

"Apapun instrumen investasi yang dipilih harus dianalisa seperti apa prospeknya dan harus dimegerti, jangan hanya mengandalkan keberuntungan," kata Fajar yang juga sempat menjadi senior advisor PT Trimegah Sekuritas dari Desember 2011-Juli 2012.

Selanjutnya: Reksadana Syailendra Balanced Opportunity berkinerja unggul tersokong aset saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×