Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menjelang rilis FOMC Minutes, valuasi rupiah terkikis kemarin (6/4). Apalagi dari dalam negeri belum ada katalis penopang pergerakan rupiah.
Di pasar spot, Rabu (6/4) nilai tukar rupiah tergelincir 0,12% ke posisi Rp 13.238 per dollar AS. Serupa, kurs tengah Bank Indonesia (BI) yang melemah tipis 0,05% menjadi Rp 13.223 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan, dukungan data PMI non manufaktur AS yang positif mengangkat nilai tukar USD. Hanya saja, kini pasar menanti hasil rilis FOMC minutes apakah sejalan dengan pernyataan dovish Gubernur The Fed Janet Yellen bulan lalu. Alhasil, pamor USD di pasar global menguat.
“Mayoritas mata uang dunia melemah di hadapan USD,” tambah analis PT Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano.
Tekanan bagi rupiah juga datang dari aksi bargain hunting yang menguntungkan rupiah dari sisi teknikal. Tapi rupiah terjaga oleh harga minyak mentah dunia, menguatnya nilai tukar yen serta positifnya sajian data ekonomi Negeri Panda.
“Kendati begitu, tetap ada peluang melemah dalam rentang lebih tipis lagi Kamis (7/4),” duga Tonny.
Beberapa pejabat The Fed akan menyampaikan pidato. Jika terselip nada optimistis, tentu membantu melambungkan nilai USD. Berbeda Josua memperkirakan, rupiah berpeluang unggul. Terutama bila hasil FOMC minutes sejalan dengan pernyataan dovish Yellen.
Itu akan merontokkan kepercayaan pasar mengenai laju kenaikan suku bunga The Fed tahun 2016. “Bisa juga datang dari internal, jika data cadangan devisa benar naik seperti prediksi,” tutur Josua.
Cadangan devisa Maret 2016 diprediksi kembali tumbuh ke US$ 106 miliar. Sebab pada awal Maret 2016 lalu telah terjadi penjualan sukuk global dan minimnya intervensi BI akibat pergerakan rupiah yang lebih stabil.
Hanya saja memang, kalaupun menguat, pergerakannya juga akan sangat sempit. “Rupiah masih akan bergerak dalam kecenderungan sideways,” ujar Josua yang memprediksi rupiah di kisaran Rp 13.150 – Rp 13.250 per dollar AS. Sementara Tonny menebak, antara Rp 13.200 – Rp 13.275 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News