kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kelompok dana pensiun dan asuransi mendominasi, seri PBS025 jadi incaran


Selasa, 15 September 2020 / 18:46 WIB
Kelompok dana pensiun dan asuransi mendominasi, seri PBS025 jadi incaran
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan yang memantau perdagangan obligasi atau surat utang di dealing room Bank BRI di Jakarta, Selasa (12/8/2014). Pemerintah kembali melelang tiga seri sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan target indikatif Rp 1,5 triliun. K


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada hari ini, Selasa (15/9).

Hasil lelang ini menunjukkan minat investor terhadap pasar SBSN Indonesia kembali surut. Sebab jumlah penawaran yang masuk kali ini hanya sebesar Rp 20,79 triliun. Turun jika dibanding lelang SBSN sebelumnya (1/9) yang sebesar Rp 38,33 triliun.

Dari jumlah penawaran yang masuk, pemerintah menyerap dana sebanyak Rp 9,5 triliun. Jumlah tersebut melampaui target indikatif pemerintah yang sebesar Rp 8 triliun.

Baca Juga: Aneka Gas Industri akan rilis obligasi dan sukuk hingga Rp 305 miliar, ini jadwalnya

Pada lelang kali ini, seri PBS025 yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2033 menjadi seri yang paling banyak diburu dengan jumlah penawaran mencapai 7,319 triliun. Seri sekaligus jadi yang paling banyak dimenangkan. Dana yang diserap pemerintah mencapai Rp 4,350 triliun dengan yield rata-rata sebesar 7,125%.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan seri PBS025 jadi buruan karena sesuai dengan peta peserta lelang kali ini. Fikri menyebut, investor dari kelompok dana pensiun dan asuransi mendominasi pada lelang kali ini. 

“Mereka (dana pensiun dan asuransi) kan memang memburu seri-seri tenor panjang karena memang mengejar besaran yield. Selain itu, tenor jangka-menengah panjang juga sesuai dengan profil keuangan dan aset liabilities mereka,” jelas Fikri ketika ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/9).

Baca Juga: Wijaya Karya bakal terbitkan PUB dan sukuk Rp 5 triliun untuk bayar komodo bonds

Lebih lanjut, Fikri justru melihat investor dari kelompok perbankan dan Manajer Investasi (MI) justru cenderung berhati-hati dan tidak masuk ke lelang kali ini. Pasalnya, perbankan dan MI adalah kelompok yang memburu seri tenor pendek.




TERBARU

[X]
×