Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platinum menjadi komoditas logam mulia dengan kinerja yang paling buruk sepanjang semester I-2020. Berdasarkan Bloomberg, platinum berada di level US$ 966.58 per ons troi pada akhir tahun 2019. Namun pada akhir semester I-2020, platinum jeblok ke level US$ 829,39 per ons troi.
Artinya, platinum telah terkoreksi hingga 14,19% sepanjang enam bulan kemarin. Angka ini lebih buruk dibandingkan paladium yang juga terkoreksi sebesar 0,10%. Sementara perak dan emas berhasil mencatatkan pertumbuhan positif.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan persebaran virus corona yang mengakibatkan berhentinya aktivitas ekonomi dan pabrik-pabrik menjadi penyebab anjloknya kinerja platinum. Padahal platinum merupakan bahan campuran untuk pembuatan senjata, peluru, hingga berbagai barang elektronik
“Dari sisi permintaan di semester pertama alami penurunan drastis sehingga berujung oversupply. Dengan stock di pabrik atau gudang terus bertambah dan berlimpah, wajar harga platinum anjlok dan lebih rendah dibanding komoditas lainnya.” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (2/7).
Baca Juga: Sempat cetak rekor harga tertinggi, kinerja paladium di semester I malah turun 0,10%
Meski pasca lockdown diberhentikan dan pasar kembali optimistis seiring kembalinya aktivitas ekonomi, Ibrahim menyebut katalis positif tersebut tidak bertahan lama. Pasalnya secara bersamaan kasus positif virus corona justru terus bertambah, bahkan di Amerika Serikat sudah mencapai 2,6 juta.
Dengan adanya potensi banyak pabrik dan perusahaan yang kembali diliburkan atau dibatasi aktivitasnya sehingga produksi kembali terganggu, Ibrahim menilai platinum kemungkinan belum akan mendapatkan dorongan sentimen positif dalam waktu dekat.
“Tetapi kemungkinan besar, harga platinum pada semester dua akan sedikit lebih baik bila dibandingkan dengan semester pertama. Kemungkinan, harga platinum akan berada di rentang US$ 750 - US$ 870 per ons troi pada sisa tahun ini,” pungkas Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News