Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah menorehkan tren bullish dalam beberapa hari terakhir, kekuatan rupiah mulai memudar. Pada transaksi pagi ini (4/3) pukul 09.22 WIB, rupiah melemah 0,4% menjadi 11.631 per dollar AS. Bahkan pada transaksi sebelumnya, pelemahan rupiah mencapai 0,7%. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 18 Februari lalu.
Meski demikian, sepanjang tahun ini, rupiah sudah menguat 4,6% dan menjadi mata uang dengan performa terbaik di Asia.
Posisi rupiah yang melemah terkait dengan data defisit neraca perdagangan Indonesia yang secara tidak terduga menunjukkan angka defisit sebesar US$ 431 juta. Hasil survei Bloomberg memprediksi surplus neraca perdagangan sebesar US$ 421 juta.
"Kami rasa neraca perdagangan Indonesia masih dalam tren pemulihan, namun pemulihannya masih lambat," jelas Mika Martumpal, head of treasury research and strategy PT Bank CIMB Niaga di Jakarta.
Dia menambahkan, pergerakan rupiah kemarin (3/3) disokong oleh data inflasi di mana investor asing kemungkinan banyak membeli obligasi domestik. Catatan saja, pada Februari, tingkat inflasi Indonesia melambat menjadi 7,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News