Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Awal pekan ini, nilai tukar rupiah kembali melanjutkan tren penguatan. Kemarin (3/3), di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 0,15% dibandingkan dengan hari sebelumnya ke level 11.593. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan, rupiah terapresiasi 0,32% menjadi 11.596.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan, penguatan rupiah ini masih didominasi oleh sentimen dari domestik. Terutama, data inflasi Indonesia bulan Februari 2014 yang kembali melandai dan di bawah ekspektasi.
Badan Pusat Statatistik (BPS) mencatat, inflasi Februari 2014 sebesar 0,26%, lebih rendah dari inflasi bulan Januari 2014 yang sebesar 1,07%. Menurut analis Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono, data inflasi itu mampu menopang rupiah.
Padahal, data neraca perdagangan Indonesia tak terlalu menggembirakan. Neraca perdagangan kita pada Januari 2014 tercatat defisit US$ 430,6 juta. "Sebetulnya data neraca dagang ini jelek, dibandingkan tiga bulan sebelumnya yang berturut-turut surplus," kata Reny.
Hari ini, Suluh memperkirakan, rupiah akan menguat di kisaran 11.500-11.650. Sedangkan, Reny menduga, rupiah akan menguat terbatas di kisaran 11.540-11.680.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News