kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kekhawatiran vaksin AstraZeneca turut menekan harga minyak, prospek masih melemah


Kamis, 18 Maret 2021 / 19:10 WIB
Kekhawatiran vaksin AstraZeneca turut menekan harga minyak, prospek masih melemah
ILUSTRASI. Kamis (18/3), pukul 17.58 WIB, harga minyak mentah WTI di Nymex menurun 0,19% ke US$ 64,48 per barel


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak berbalik turun setelah Eropa menangguhkan vaksin Astra Zeneca. Analis menilai sepekan depan harga minyak cenderung melemah.

Mengutip Bloomberg, Kamis (18/3), pukul 17.58 WIB, harga minyak mentah WTI di Nymex menurun 0,19% ke US$ 64,48 per barel. Sebagai perbandingan, dua pekan lalu harga minyak sempat menyentuh level tertinggi di US$ 66 per barel. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga minyak terpukul oleh Eropa yang menangguhkan vaksin AstraZeneca. Sementara itu, jumlah pasien Covid-19 di Jerman kembali naik. Kawasan Italia dan Prancis yang berencana menerapkan lockdown kembali juga mengganggu laju kenaikan harga minyak. 

Sementara itu, Faisyal melihat harga minyak masih akan menurun mengingat cadangan minyak mentah AS yang meningkat. Belum lagi, harga minyak juga terbebani oleh penguatan dolar AS. "Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga The Fed, tetapi ia juga memproyeksikan inflasi AS akan naik di atas target ini buat dolar AS menguat," kata Faisyal, Kamis (18/3). 

Baca Juga: Bulan puasa akan jadi momentum perbaikan permintaan emiten barang konsumsi

Ke depan, Faisyal melihat harga minyak masih akan bergerak turun. Sentimen negatif yang berpotensi datang adalah kebijakan pengurangan produksi anggota OPEC+ hanya sampai April. Sementara, Rusia dan Kazakhstan masih mendapat kelonggaran dalam mengurangi produksi minyak mentah. 

"Jika tidak ada kebijakan baru dari OPEC dan vaksin di Eropa masih ditangguhkan maka harga minyak akan cenderung menurun," kata Faisyal.

Sedangkan jika sentimen vaksin AstraZeneca sudah mereda, Faisyal tetap memproyeksikan kenaikan harga minyak akan terjadi secara perlahan. Sentimen negatif yang masih menahan bisa datang dari ketegangan AS dan China atas Taiwan. "Bagaimanapun ketegangan AS dan China berpengaruh pada ekonomi global, harga minyak masih cenderung menurun," kata Faisyal. 

Dalam sepekan ke depan, Faisyal memproyeksikan harga minyak bergerak di rentang US$ 58 per barel-US$ 67 per barel. 

Baca Juga: Harga minyak kembali tergelincir usai persediaan minyak AS kembali melonjak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×