Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pecahnya ketegangan Rusia dan Ukraina telah memicu lonjakan harga pada berbagai komoditas. Konflik yang melibatkan salah satu produsen gas alam terbesar di dunia pada akhirnya mengangkat harga gas alam.
Pada hari ini, Kamis (3/3), harga gas alam kontrak pengiriman April terpantau berada di level US$ 4,88 per mmbtu. Padahal, pada akhir tahun 2021, harga gas alam masih berada di US$ 3,51 per mmbtu. Artinya, secara year to date, harga gas alam telah menguat 39,03%.
Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, dampak lain dari konflik Rusia - Ukraina adalah kenaikan inflasi di mana naiknya angka inflasi juga akan memicu kenaikan harga komoditas energi, termasuk gas alam.
Selain itu, dampak lainnya adalah semakin parahnya gangguan rantai pasok global yang sebelum perang ini sudah cukup terganggu akibat pandemi Covid-19. Dengan permintaan yang meningkat seiring pemulihan ekonomi, namun ada kekhawatiran kekurangan pasokan, membuat harga komoditas melambung.
Baca Juga: Rally minyak WTI Terus Berlanjut, Diproyeksikan Tembus Level US$ 120 Per Barel
Ia bilang, pelaku pasar saat ini tengah khawatir dengan potensi terjadinya disrupsi pada pasokan gas alam. Hal ini bisa dipicu oleh beberapa hal seperti sanksi ekonomi dari berbagai negara ke Rusia, respons Rusia dengan sengaja membatasi pasokan gas alam, maupun jalur pipa gas alam Rusia via Ukraina yang terkena serangan perang.
Sejauh ini, Inggris telah melarang kapal Rusia untuk keluar dari pelabuhan yang berpotensi mendisrupsi pengiriman gas alam dari Rusia. Menurutnya, saat ini banyak kalangan yang mengkhawatirkan Uni Eropa nantinya akan mengikuti langkah serupa. Padahal, Rusia memasok lebih dari 40% kebutuhan gas alam Uni Eropa.
“Jadi pergerakan harga gas alam ini sebenarnya bukan karena faktor fundamentalnya, tapi lebih dikarenakan kekhawatiran para pelaku pasar terhadap potensi risiko dari pemberlakuan sanksi larangan ekspor ke Rusia,” kata Wahyu ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (2/3).
Pasalnya, hingga saat ini, terlepas perang Rusia - Ukraina, pengiriman gas alam Rusia ke Eropa melalui berbagai jalur pipanya belum banyak berubah. Bahkan, gas alam yang dikirim Rusia melalui Ukraina juga masih berlimpah.
Baca Juga: Harga Batubara Terus Memanas, Ini Faktor Penyebabnya
Namun, dengan potensi gangguan pasokan dari Rusia yang sudah dikhawatirkan oleh seluruh pasar energi Eropa, Wahyu memperkirakan volatilitas harga gas alam masih akan terus berlanjut ke depan.
Proyeksinya saat ini, harga gas alam berpotensi bergerak menuju ke area US$ 8 - US$ 10 per mmbtu. Namun, jika ternyata perang terus memanas dan berkepanjangan, bukan tidak mungkin gas alam mencapai rekor baru ke kisaran US$ 14 - US$ 16 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News