Sumber: CNBC | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Sentimen negatif berupa potensi konflik Amerika Serikat (AS) - Korea Utara tampaknya mulai mendingin. Menyusul kenaikan tebal di bursa Eropa, indeks saham utama AS pun naik dengan meyakinkan.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,62% ke level 21.993,71. Indeks Nasdaq naik 1,34% ke level 6.340,23. Sedangkan S&P 500 menguat 1% ke angka 2.465,84.
Awal pekan ini pasar saham mulai menguat setelah mencatat penurunan sepekan. Indeks S&P pekan lalu turun 1,43%. Ini adalah penurunan mingguan terbesar kedua sepanjang tahun ini.
Peter Cardillo, chief market economist First Standard Financial mengatakan, pasar menunjukkan pembalikan sesaat. "Alasan pasar adalah adu mulut antara AS dan Korea Utara mereda untuk saat ini," kata Cardillo kepada CNBC.
Menter Luar Negeri AS Rex Tillerson dan Menter Pertahanan AS James Mattis mengatakan bahwa pemerintah AS akan melanjutkan resolusi diplomatik dengan Korea Utara. Kedua pejabat ini dalam pernyataan menulis bahwa US tidak tertarik pada perubahan rezim atau mempercepat reunifikasi Korea.
Penguatan bursa AS ini melengkapi kenaikan yang terjadi pada mayoritas pasar saham global di awal pekan. Harga emas meyurut seiring kenaikan pasar saham. "Menurut pengalaman, kejutan geopolitik biasanya membuka peluang beli, kecuali ada perlambatan ekonomi, harga yang sudah mahal, atau pengetatan moneter," kata Andrew Garthwaite, global equity strategist Credit Suisse dalam catatan kepada klien.
Indeks volatilitas yang tercermin pada CBOE Volatility Index berada di angka 12,4. Angka ini turun sekitar 20%. Indeks ini sempat menguat pekan lalu dan mencapai kenaikan mingguan tertinggi sejak Desember 2015. "Bulan Agustus secara historis merupakan bulan paling volatile. Kita akan melihat indeks ini mereda sebelum terjadi kenaikan lagi," kata Andrew Thrasher, portfolio manager Financial Enhancement Group.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News