Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah terkoreksi cukup tajam di perdagangan hari Kamis (14/11). Meningkatnya kekhawatiran inflasi Amerika Serikat (AS) kembali menekan pasar nilai tukar.
Pada Kamis (14/11), kurs rupiah spot ditutup pada Rp 15.862 per dolar AS atau melemah 0,49% jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin di Rp 15.784 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jisdor melemah 0,58% ke Rp 15.873 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kurs rupiah melemah cukup tajam bersamaan dengan mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS di perdagangan hari ini, Kamis (14/11).
Depresiasi yang cukup dalam dari sebagian besar mata uang global disebabkan oleh kekhawatiran investor global terkait arah dari kebijakan the Fed yang berpotensi mengarah kepada higher-for-longer atau kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu lama di tahun 2025.
"Apalagi, inflasi AS juga masih relatif tinggi pada bulan Oktober, sehingga timbul kekhawatiran akan progres disinflasi yang tertahan," kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (14/11).
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.873 Per Dolar AS, Kamis (14/11)
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi memaparkan bahwa tanda-tanda inflasi AS yang kuat telah memicu ketidakpastian atas pemotongan suku bunga di masa mendatang. Data inflasi indeks harga konsumen AS terbaca sesuai dengan ekspektasi untuk bulan Oktober, tetapi masih menunjukkan inflasi tetap kuat.
“Pembacaan tersebut masih memacu taruhan pada pemotongan suku bunga Desember oleh Federal Reserve, prospek suku bunga jangka panjang menjadi lebih tidak pasti, terutama dalam menghadapi kebijakan yang berpotensi inflasi di bawah Trump,” ujar Ibrahim dalam risetnya Kamis (14/11).
Di sisi lain, Ibrahim menuturkan bahwa investor menunggu lebih banyak langkah stimulus di Tiongkok. Beijing diperkirakan akan menguraikan lebih banyak langkah stimulus selama dua pertemuan politik utama pada bulan Desember.
Pasar menunggu Bank Rakyat Tiongkok (PboC) akan memutuskan suku bunga acuan pinjamannya minggu depan, meskipun analis tidak yakin atas pemotongan lebih lanjut, setelah PBOC memangkas suku bunga lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober.
Baca Juga: Dolar AS di Angka Tertinggi Setahun, Rupiah Tertekan ke Rp 15.862, Kamis (14/11)
Pelaku pasar juga sekarang menunggu pidato Ketua Fed Jerome Powell untuk isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneter. Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu, dan menegaskan kembali pendekatannya yang didorong data untuk pelonggaran di masa mendatang.
Dengan asumsi tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah kemungkinan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di perdagangan hari Jumat. Ibrahim memperkirakan, Rupiah akan melemah dalam rentang Rp 15.850 per dolar AS–Rp 15.950 per dolar AS
Josua turut melihat rupiah masih berpotensi terdepresiasi dalam rentang Rp 15.825 per dolar AS–Rp 15.925 per dolar AS pada hari Jumat (15/11). Proyeksi tersebut sejalan dengan potensi kenaikan Indeks Harga Produsen (IHP) AS pada Kamis malam nanti.
Selanjutnya: Pemerintah Perpanjang Insentif Tax Holiday Hingga Desember 2025, Ini Pertimbangannya
Menarik Dibaca: 2 Promo Hiburan 11.11 Wondr BNI Beli 1 Gratis 1 Tiket-Popcorn di CGV dan Cinepolis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News