Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini hingga Selasa (10/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 17,12% ke level 5.220,82. Penurunan tersebut turut menggerus kekayaan para konglomerat yang menggenggam kepemilikan atas saham-saham di dalamnya.
Berdasarkan data kepemilikan tujuh konglomerat pada tujuh saham yang dihimpun Kontan.co.id, kekayaan Prajogo Pangestu adalah yang tergerus paling dalam. Sebagai informasi, Prajogo menggenggam 71,46% kepemilikan atas saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Baca Juga: Investor asing masih berburu bluechips ini di tengah aksi jual, saham apa saja?
Sejak awal tahun 2020, harga saham BRPT memang telah terjun 45%, dari Rp 1.510 menjadi Rp 825 per saham. Alhasil, kekayaan Prajogo tergerus dari Rp 96,06 triliun menjadi Rp 52,48 triliun.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, tekanan pada saham BRPT berasal dari penurunan average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata produk petrokimia, terutama ethylene dan polyethylene.
Di samping itu, menurut dia, saham BRPT sudah menorehkan kenaikan yang tinggi sehingga tergolong cukup mahal. Alhasil, para pelaku pasar lebih memilih untuk mengalihkan portofolionya ke saham lain.
Meskipun begitu, Okie melihat bahwa saham BRPT memiliki peluang untuk naik kembali karena sentimen penurunan harga minyak dunia.
Baca Juga: Investor asing catat net buy Rp 145,85 miliar, ini saham-saham yang dijagokan analis
"Penurunan harga minyak ini dapat menjadi kesempatan manajemen dalam efisiensi bisnis. Hal tersebut dapat tercermin pada kinerja keuangan kuartal I-2020 nanti," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/3).
Akan tetapi, meskipun harga saham BRPT sudah turun dalam, saat ini belum menjadi waktu yang tepat untuk mulai mengoleksi saham BRPT. Menurut dia, saham BRPT menarik untuk dibeli jika bisa turun lebih dalam lagi.
Okie merekomendasikan investor untuk buy saham BRPT pada harga Rp 600-Rp 620 per saham. "Harga tersebut dinilai wajar jika kita mengacu pada book value dari BRPT yang saat ini berada pada 440 per saham," ucap dia.
Baca Juga: Market Caps Turun di Bawah Rp 100 Triliun, Simak Rekomendasi Tiga Saham Ini
Di sisi lain, kekayaan Low Tuck Kwong yang menggemgam 53,86% saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) hanya tergerus 4,4%, dari Rp 28,55 triliun menjadi Rp 27,29 triliun. Pasalnya, harga saham BYAN juga hanya turun 4,4% year to date menjadi Rp 15.200 per saham.
Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony menilai, penurunan yang tidak signifikan pada saham BYAN terjadi karena saham ini juga kurang likuid. "Valuasinya juga tidak terlalu tinggi sehingga penurunannya tidak banyak," ucap Chris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News