kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kebijakan Trump tentukan arah harga tembaga


Kamis, 05 Januari 2017 / 08:42 WIB
Kebijakan Trump tentukan arah harga tembaga


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mengawali tahun 2017, harga tembaga terkoreksi. Mengutip Bloomberg, Selasa (3/1), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) tergerus 0,63% menjadi US$ 5.500 per metrik ton. Dalam sepekan, harganya pun anjlok 0,81%.

Research and Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan, koreksi ini terjadi karena tekanan akibat penguatan indeks dollar Amerika Serikat (AS) pada 3 Januari lalu. Meski begitu, para pebisnis tembaga tak perlu khawatir.

Fundamental komoditas ini masih positif. Indeks belanja manajer sektor manufaktur Caixin di China naik ke level 51,9. Ini memberi keyakinan pada pelaku pasar permintaan komoditas industri di Negeri Panda tersebut akan meningkat, termasuk permintaan tembaga.

"Sebenarnya tembaga masih terlihat bullish di awal tahun. Minimal sampai kuartal I nanti," kata Andri, Rabu (4/1).

Belum lagi, stok tembaga di LME pada awal 2017 ini malah jatuh ke posisi 10.400 ton. Hal ini berpeluang kembali melambungkan harga tembaga. Cuma pelaku pasar juga harus tetap waspada.

Harga tembaga berpotensi tertekan menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS, yang dijadwalkan berlangsung 20 Januari nanti. Tapi nanti setelah arah kebijakan ekonomi AS jelas, harga tembaga berpotensi kembali menguat.

"Sampai sekarang yang ditunggu pasar, kan, arah kebijakan pemerintahan AS," papar Andri.

Jika Trump benar-benar merealisasikan kebijakannya yang pro pembangunan infrastruktur, maka harga tembaga akan semakin baik. Permintaan diprediksi terus menggelembung seiring dikebutnya sejumlah proyek infrastruktur di Negeri Paman Sam.

Berdasarkan sentimen tersebut, Andri memprediksi akhir kuartal I-2017 harga tembaga bisa mencapai level US$ 6.000 per metrik ton. Pelaku pasar juga perlu memperhatikan rilis risalah FOMC pekan ini.

Selain itu, akhir pekan ini AS juga mengumumkan non farm payroll. Secara teknikal, saat ini harga tembaga masih bergulir di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200.

Garis moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif level 6,5. Keduanya mengindikasikan masih adanya potensi penguatan. Kemudian indikator relative strength index (RSI) berada di area netral 47,8 dan stochastic di level 30,4 yang belum masuk area jenuh jual.

Andri memprediksi hari ini (5/1) harga tembaga berpeluang rebound dan bergerak di kisaran US$ 5.620-US$ 5.420 per metrik ton. Sementara dalam sepekan ke depan, harga tembaga akan bergerak di rentang US$ 5.650-US$ 5.410 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×