kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kebijakan stimulus membuat euro melemah terhadap dollar AS


Selasa, 01 Mei 2018 / 20:16 WIB
Kebijakan stimulus membuat euro melemah terhadap dollar AS
ILUSTRASI. Berbagai mata uang dunia


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Sentral Eropa yang masih akan menerapkan kebijakan stimulus dalam jangka panjang karena data ekonomi melemah, membuat mata uang euro ikut melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (1/5) pukul 20.00 WIB, pasangan EUR/USD melemah 0,45% ke level 1,2023.

Alwy Assegaf, Analis PT Global Kapital Investama mengatakan euro masih melanjutkan pergerakan menurun karena Gubernur European Central Bank Mario Draghi menyatakan bahwa ECB masih membutuhkan stimulus. "Tidak adanya tapering dalam waktu dekat ini membuat pasar kecewa, Draghi masih berharap melakukan stimulus makanya euro melanjutkan penurunan," kata Alwy, Senin (30/4).

Sementara, dollar AS yang bergerak menguat makin membuat euro tak memiliki tenaga. Menurut Alwy dollar AS menguat karena dalam beberapa minggu terakhir sentimen perang dagang AS dengan China mulai reda. Fokus pasar pun terganti pada katalis positif dollar AS, yaitu kenaikan yield US Treasury yang sempat menyentuh 3%.

Kenaikan yield tersebut disebabkan karena adanya ekspektasi inflasi di AS yang lebih cepat karena harga minyak tinggi dan bisa menaikkan suku bunga The Fed secara lebih agresif.

Alwy memproyeksikan pergerakan pasangan EUR/USD pada perdagangan, Rabu (2/5) masih akan melemah. Menurut Alwy sentimen kenaikan suku bunga The Fed masih akan lebih dominan membuat dollar AS menguat. Sebaliknya sentimen kebijakan stimulus ECB justru membuat euro melemah.

"Dari segi kebijakan, The Fed masih lebih unggul dari kebijakan ECB ini yang kemungkinan membebani euro," kata Alwy.

Euro diperkirakan masih akan melemah juga dipengaruhi data penjualan ritel Jerman, Senin (30/4) yang dirilis menurun 0,6% lebih rendah dari perkiraan pasar yang tumbuh 0,8%.

Secara teknikal Alwy menganalisis harga bergerak di bawah MA 10 dan 55 menunjukkan bearish untuk jangka pendek dan menengah. RSI masih negatif di level 34 menunjukkan potensi jual masih kuat. MACD juga berada di area negatif dan menunjukkan penjualan yang kuat tetapi memiliki peluang untuk rebound. Stochastic menunjukkan harga mulai oversold di level 9 dan 12.

Alwy memproyeksikan pasangan EUR/USD besok akan bergerak di rentang support 1,2054-1,2000-1,1915 dan resistance di 1,2165-1,2205-1,2260. Ia merekomendasikan sell on strength.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×