Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah The European Central Bank (ECB) yang tidak melakukan pemangkasan suku bunga membuat pelaku pasar kecewa. Di sisi lain, upaya ECB dalam menstabilkan ekonomi dengan tetap menggelontorkan stimulus tak berhasil mencegah investor untuk beralih ke mata uang dolar Amerika Serikat. Imbasnya, mata uang euro pun melemah.
Keputusan ECB dalam mempertahankan suku bunga sendiri tak terlepas dari habisnya senjata ECB dalam membantu ekonomi zona euro akibat penyebaran virus corona di Eropa.
Kendati demikian, ECB tetap memberi stimulus berupa suku bunga pinjaman sebesar -0,75% dan deposit -0,5%. Serta, meningkatkan pembelian obligasi tahun 2020 sebesar 120 triliun euro.
Baca Juga: IHSG diproyeksikan menguat pada perdagangan Senin (16/3), ini penyebabnya
Imbasnya, berdasar Bloomberg Jumat (13/3), nilai euro mengalami penurunan sebesar 0,70% dibanding hari sebelumnya. Nilai euro berada di level 1,1107.
Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwy Assegaf menilai sentimen utama melemahnya pasangan pair EUR/USD adalah ketidakpuasan pelaku pasar terhadap langkah ECB. Sebelumnya, pelaku pasar memprediksi ECB akan menurunkan suku bunga setidaknya 10 basis poin. Ditambah, pernyataan Presiden Trump yang melarang wisatawan Eropa kian menurunkan nilai Euro.
Sebaliknya, The Federal Reserve justru kembali memberikan stimulus untuk pasar keuangan dengan memperkenalkan new repo operation sebesar US$ 1,5 triliun.
“Kebijakan moneter ECB yang longgar serta risiko perlambatan ekonomi zona Eropa mewarnai pelemahan euro,” kata Alwy.
Selain itu, dengan merebaknya virus korona di kawasan Eropa membuat sejumlah negara melakukan pencegahan. Pemerintah Italia telah melakukan isolasi terhadap seluruh wilayahnya alias lockdown. Kemudian disusul oleh pemerintah Prancis yang meliburkan sekolah-sekolah. Kabar terbaru, pemerintah Spanyol juga akan berencana lakukan lockdown menyusul Italia.
Baca Juga: Jelang rapat The Fed, analis prediksi IHSG bakal rebound di pekan depan