kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.194   6,00   0,04%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kebijakan moneter longgar, GBP/JPY menguat


Senin, 10 Juli 2017 / 19:47 WIB
Kebijakan moneter longgar, GBP/JPY menguat


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Faktor kebijakan moneter jadi masalah utama terkaparnya yen terhadap sterling pada perdagangan Senin (10/7) lalu. Kebijakan moneter Bank Sentral Jepang atawa Bank of Japan (BOJ) yang masih longgar membuat mata uang safe haven ini kalah dibanding poundsterling.

Mengutip Bloomberg, Senin (10/7) pukul 17.29 WIB, pasangan GBP/JPY bergerak menguat ke level 147,01. Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menilai, penguatan pairing ini disebabkan oleh perbedaan kebijakan moneter antara dua negara tersebut. "Bank of England (BOE) yang sekarang sudah mengetatkan kebijakan, membuat poundsterling terus bergerak perkasa terhadap yen," kata Putu saat dihubungi KONTAN, Senin (10/7).

BOJ yang bersikeras mempertahankan kebijakannya yang sangat longgar membuat yen tak mampu bersaing terhadap beberapa mata uang, termasuk salah satunya poundsterling. Data inflasi Jepang yang masih belum mencapai target sebesar 2% membuat Gubernur BOJ masih belum menarik kembali stimulus keuangannya. Hal ini berbeda dengan BOE yang berpeluang untuk meningkatkan suku bunga setelah tak berubah di level 0,25% selama satu dekade terakhir.

Rilis data ekonomi Jepang pun belum bisa mendorong laju yen terhadap poundsterling. Data pemesanan mesin yang terus bergerak negatif menandakan belum adanya peningkatan aktivitas produksi. Angka current account yang juga dirilis hari ini pun meleset dari perkiraan sebesar ¥ 1,63 triliun menjadi ¥ 1,40 triliun.

Selain itu, kondisi geopolitik juga jadi penyebab yen tak lagi seksi di mata investor pada perdagangan hari ini. "Kondisi politik dan ekonomi global yang masih cenderung stabil membuat investor lebih tertarik pada mata uang dengan risiko tinggi seperti poundsterling dan juga dollar AS," ujar Putu.

Putu memprediksi pasangan GBP/JPY masih akan terus menguat pada perdagangan Selasa (11/7). Minimnya data ekonomi penting dari Inggris maupun Jepang membuat sterling masih memiliki potensi penguataan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×