Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Frederik menilai, BSDE dan CTRA yang merupakan saham emiten properti cukup rentan terhadap perubahan suku bunga. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya minat konsumen untuk mengambil kredit pemilikan rumah (KPR). Sementara BTPS yang merupakan emiten perbankan tentu dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga acuan.
Baca Juga: Rata-Rata Reksadana Saham Syariah Loyo, Ini Dua Produk Kinerjanya Moncer
Suku bunga yang semakin turun, lanjut Frederik, justru akan membuat investor lebih tertarik untuk membeli sukuk. “Misalkan bunga semakin turun maka akan lebih menarik untuk membeli sukuk dibanding ekuitas (saham),” jelas Frederik kepada Kontan.co.id.
Sukarno menilai, saham penghuni JII bisa menjadi alternatif bagi investor saat ini. Tetapi ia menekankan agar investor tetap memperhatikan kondisi fundamental dan pergerakan saham secara teknikal.
Sukarno merekomendasikan untuk mengoleksi saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sebab, harga emas saat ini cenderung menguat (uptrend).
Dia juga merekomendasikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Menurutnya, kinerja ADRO sepanjang semester I 2019 cukup bagus di tengah pemerosotan batubara saat itu. Saat ini pun harga komoditas batubara sedang menguat.
Terakhir, ia merekomendasikan buy on weakness (BOW) saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Sebab, INCO diprediksi bakal diuntungkan setelah pemerintah mempercepat aturan pelarangan ekspor nikel pada 1 Januari 2020 mendatang.
Baca Juga: Kocok Ulang, Ini Pendatang Baru di Jakarta Islamic Index
“INCO masih menarik, bisa menunggu momentum teknikal untuk kembali buy,” tutup Sukarno.
Hari ini, JII ditutup melemah 0,33% ke level 697,72. Meski demikian, JII telah menguat 1,85% secara year-to-date (ytd) atau lebih tinggi dibanding IHSG yang hanya menguat 0,68% secara ytd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News