Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Otot rupiah menguat di hadapan dollar Amerika Serikat (AS), Senin (22/2). Di pasar spot, rupiah menguat Rp 13.450 per dollar AS atau 0,44% dari pekan lalu Rp 13.509 per dollar AS pukul 10.00 WIB
Serupa, rupiah di kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR) menguat ke level Rp 13.460 per dollar AS atau 0,66% dari pekan lalu Rp 13.549 per dollar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, sentimen positif mengenai pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjadi salah satu faktor yang menopang laju mata uang rupiah terhadap dollar AS.
"Nilai tukar rupiah berpeluang tetap stabil dengan kecenderungan menguat terbatas di tengah masih positifnya sentimen perekonomian domestik," katanya dikutip dari Antara.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan nilai tukar rupiah masih cukup rentang terkoreksi, secara umum mata uang dollar AS masih akan mendapatkan momentum penguatan di kawasan Asia seiring dengan pelemahan harga minyak mentah serta naiknya inflasi Amerika Serikat.
"Inflasi Januari Amerika Serikat diumumkan naik secara tahunan, naik ke level 1,4 % dari 0,7 %," katanya.
Menurut dia, walaupun inflasi Amerika Serikat itu tidak serta merta meningkatkan peluang kenaikan suku bunga acuan AS dalam waktu dekat, namun kenaikan inflasi tetap mempengaruhi investor apalagi jika perekonomian global dan harga minyak pulih.
"Perekonomian global dan harga minyak yang pulih akan mendorong kenaikan suku bunga acuan AS tidak akan terhindarkan," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa nilai tukar rupiah masih bertahan di area positif terhadap dollar AS. Potensi rupiah untuk melanjutkan penguatan masih terbuka mengingat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali terbuka setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuannya.
"Pemangkasan BI rate menimbulkan harapan aktivitas ekonomi di sektor konsumsi dapat meningkat," katanya. Budi Suyanto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News