Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Melemahnya performa bursa saham domestik turut menyeret kinerja mata uang Garuda.
Di pasar spot pada Jumat (19/2), kinerja rupiah melemah 0,04% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13.508,5 per dollar AS. Serupa, kurs tengah Bank Indonesia (BI) turun 0,51% ketimbang hari sebelumnya menjadi Rp 13.549.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk menjelaskan, terseretnya mata uang Garuda merupakan imbas dari keluarnya arus dana dari pasar saham.
Bursa saham domestik pada Jumat (19/2) memperoleh katalis negatif dari rumor rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ingin membatasi NIM perbankan di level 4%. "Hal ini berpotensi mengurangi pendapatan sektor perbankan. Ada capital outflow dari zona domestik," tukasnya.
Walhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (19/2) pun menyusut 1,7% dibandingkan hari sebelumnya ke level 4.697,56.
Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menambahkan, rupiah juga masih tertekan dalam jangka pendek akibat pemangkasan suku bunga acuan BI sebesar 25 bps menjadi 7% pada Kamis (18/2). Sebab, pelaku pasar berpotensi mengalihkan penempatan dana dari instrumen mata uang ke pasar obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News