Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali naik tinggi. Dibalik lonjakan kasus Covid-19, saham-saham terkait kesehatan layak dipantau karena berpotensi mendapatkan cuan.
Memasuki November 2022, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kembali melonjak. Pada 16 November 2022, jumlah penambahan kasus positif Covid-19 harian sebanyak 8.486 kasus.
Pada 15 November 2022, jumlah kasus positif Covid-19 harian bertambah 7.893 kasus. Dalam sepekan terakhir, kasus Covid-19 harian bertambah di atas 6.000 per hari.
Dengan penambahan itu, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sejak pandemi corona sebanyak 6.582.291 kasus. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 4.255 orang sehingga menjadi sebanyak 6.365.087 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 54 orang menjadi sebanyak 159.253 orang.
Saham emiten yang bergerak di sektor kesehatan (IDX Healthcare) dinilai masih punya prospek yang menjanjikan. Salah satu sentimen di sektor ini adalah kembali melonjaknya kasus positif Covid-19.
Alhasil, harga saham-saham emiten sektor kesehatan menguat setidaknya dalam sepekan. Ambil contoh saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang menguat 4,79%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang menguat 3,57%, dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang menguat 17,57%.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham MDKA, AMRT, dan BUKA Untuk Kamis (17/11)
Analis Panin Sekuritas Christian Anderson Yuwono menilai, kenaikan saham-saham ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh kenaikan kasus positif Covid-10 di tanah air. Peningkatan kasus Covid-19 akan meningkatkan kesadaran akan kesehatan yang menyokong potensi kenaikan konsumsi produk-produk kesehatan.
”Selain itu, sektor kesehatan merupakan sektor yang defensif,” kata Christian, Rabu (16/11).
Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai, sektor kesehatan mendapat sentimen positif akhir-akhir ini, salah satunya datang dari rencana sovereign wealth funds (SWF) China yang akan melakukan investasi pada entitas usaha milik KAEF hingga Rp 1,8 triliun. Investasi ini menunjukkan bahwa sektor kesehatan memiliki prospek yang baik.
Selain itu, kenaikan kasus Covid-19 akhir-akhir ini juga memberikan sentimen positif untuk emiten kesehatan, meskipun dampaknya tidak signifikan karena gejala saat ini sudah tidak separah dulu. “Tetapi ini masih dapat menjadi katalis bagi kinerja emiten kesehatan,” kata Jono.
Di sisi lain, ada sejumlah sentimen negatif yang membayangi sektor ini, salah satunya pelemahan nilai tukar rupiah. Kata Jono, depresiasi rupiah dapat memberatkan beberapa emiten farmasi yang bahan bakunya diimpor dari China.
Untuk sektor kesehatan, Jono merekomendasikan beli saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dengan target harga Rp 3.300 per saham.
Saham MIKA pada perdagangan Rabu 16 November 2022 ditutup di level 2.760, sama seperti sehari sebelumnya. Secara year to date, harga saham MIKA terakumulasi naik 520 poin atua 23,21%.
Sementara Christian menilai investor masih bisa mencermati saham SIDO, KLBF, dan MIKA. Secara teknikal, SIDO berpotensi untuk memulai fase uptrend kembali setelah terjadinya akumulasi. Sementara saham MIKA dan KLBF masih bergerak uptrend.
Baca Juga: RUU Kesehatan, Ini Masukan dari Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia
Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto merekomendasikan beli saham KLBF dengan target harga Rp 2.400 per saham. Menurut Natalia, pandemi telah mengubah gaya hidup masyarakat mengarah pada kesadaran kesehatan yang lebih tinggi.
Tindakan pencegahan yang dilakukan masyarakat, seperti konsumsi vitamin dan suplemen menjadi teratur. Produk biologi/onkologi KLBF akan menjadi pendorong pertumbuhan tahun depan, seiring rencana KLBF untuk mengomersialkan beberapa produk baru.
Saat ini, produk biologi/onkologi memberikan kontribusi sekitar 9%-10% terhadap pendapatan segmen resep. Produk tambahan dari hasil akuisisi Sanofi dan kembalinya kegiatan ekonomi akan mendukung daya beli masyarakat, memungkinkan KLBF untuk membukukan pertumbuhan pendapatan atawa top line sebesar 10,7% tahun depan.
Natalia juga merekomendasikan beli saham SIDO dengan target harga Rp 900 per saham. Datangnya musim hujan dan promosi akhir tahun dinilai Natalia akan menghasilkan kinerja yang lebih solid pada kuartal keempat.
Hal ini bisa membantu SIDO dalam mencapai panduan pertumbuhan sebesar 20% secara kuartalan. Tahun depan, margin SIDO juga diperkirakan meningkat seiring stabilnya harga bahan baku herbal.
Itulah rekomendasi saham sektor kesehatan yang berpotensi memberikan cuan pada periode mendatang. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News