kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   2.000   0,13%
  • USD/IDR 16.140   100,00   0,62%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Kasus email Clinton ikut mengguncang bursa Asia


Senin, 31 Oktober 2016 / 08:44 WIB
Kasus email Clinton ikut mengguncang bursa Asia


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Mayoritas saham di bursa Asia tertekan pada awal pekan ini (31/10). Mengutip data CNBC, pada pukul 09.30 waktu Tokyo, indeks ASX 200 Australia bergerak flat. Sektor energi memperberat langkah indeks ASX dengan penurunan 1,05%. Penurunan juga dialami sektor finansial dengan penurunan 0,52%.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,27% di awal pembukaan pagi.

Adapun indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,26%. Saat ini, pelaku pasar Negeri Sakura tengah menanti pengumuman kebijakan Bank of Japan, yang sudah memulai pertemuannya pada hari ini. Mayoritas analis meramal, tak akan ada kejutan berarti dari Bank of Japan.

Setidaknya, ada tiga sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan pasar Asia. Pertama, kecemasan market menjelang pelaksanaan pemilu Amerika Serikat pada 8 November mendatang.

Pada akhir pekan lalu, Jumat (28/10), langkah Federal Bureau of Investigation (FBI) menginvestigasi bukti baru terkait email yang melibatkan Clinton mengguncang pasar. Alhasil, market ditutup di zona merah.

Email-email tersebut ditemukan saat FBI melakukan investigasi terhadap mantan anggota partai Republik Anthony Weiner, suami dari asisten senior Clinton. Weiner sendiri diperiksa atas tuduhan mengirim pesan seksual secara eksplisit kepada sejumlah orang.

Minggu (30/10), FBI sudah memperoleh surat perintah untuk mencari sejumlah email yang berkaitan dengan penyelidikan penggunaan server pribadi untuk mengirimkan email resmi saat dia menjabat sebagai menteri luar negeri AS.

Faktor kedua adalah data ekonomi Jepang yang lemah. Kementerian Ekonomi Jepang merilis data bahwa produksi industri di September tampak flat dibanding bulan sebelumnya di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melempem.

Jepang dijadwalkan akan merilis sejumlah data lain hari ini, termasuk pemesaan konstruksi dan ekspor otomotif.

Ketiga, penurunan harga minyak. Pasar minyak masih terfokus pada kurangnya komitmen, baik oleh OPEC dan negara minyak non-OPEC, atas rencana pemangkasan produksi minyak.

Sentimen itu yang menyebabkan harga minyak jatuh. Pada Jumat lalu, harga minyak Brent turun 0,7% menjadi US$ 49,36 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 2,05% menjadi US$ 48,70 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×