kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kasus Covid-19 tembus dua juta, saham-saham ini menarik untuk dicermati


Selasa, 22 Juni 2021 / 20:21 WIB
Kasus Covid-19 tembus dua juta, saham-saham ini menarik untuk dicermati
ILUSTRASI. Karyawan melintasi layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 di Indonesia telah menembus 2 juta orang. Kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan ini justru menjadi angin segar bagi beberapa saham. 

Analis Phillip Sekuritas Helen mengungkapkan, emiten-emiten yang bergerak di sektor healthcare (kesehatan) seperti farmasi dan rumah sakit menjadi sektor yang paling terdampak positif dengan adanya peningkatan kasus ini. 

Hal ini juga tercermin dari harga saham sektor kesehatan yang mayoritas menghijau pada perdagangan Senin (21/6). Asal tahu saja, beberapa saham sektor kesehatan mencatatkan kenaikan pada hari Senin kemarin. Bahkan beberapa di antaranya terkerek hingga dua digit, seperti  IRRA (24,19%), DGNS (19,92%), MIKA (11,02%), PRIM (24,26%), SAME (14,42%), SRAJ (34,16%), INAF (24,64%), KAEF (24,89%), dan PEHA (24,67%). 

Adapun kenaikan harga saham sektor kesehatan itu juga terodrong sentimen pengumuman Kementerian BUMN akan pengembangan obat terapi Covid-19 yakni Ivermectin. 

"Kami melihat bahwa penguatan ini akan berlangsung seiring kasus Covid, apabila mereda maka rawan profit taking sehingga investor harus mencermati kinerja keuangan emiten yang bersangkutan," ujar Helen kepada Kontan.co.id, Selasa (22/6). 

Baca Juga: Berikut saham-saham yang paling terdampak jika ekonomi kembali lesu

Menggeliatnya harga saham-saham farmasi masih akan berlangsung selama upaya meredam penyebaran pandemi Covid-19 masih membayangi. Misalnya seperti saat ini, pemerintah melakukan pengetatan PPKM mikro dengan jam operasional mal yang berlangsung hingga pukul 20.00 WIB, kebijakan Work From Home (WFH), serta kebijakan lainnya.

Adapun untuk saham-saham sektor kesehatan, Helen mencermati SIDO, KLBF, dan MIKA. Rekomendasi terakhir terhadap ketiga saham itu masih buy dengan target harga Rp 875 per saham untuk SIDO, Rp 3.200 per saham untuk MIKA, dan Rp 1.750 per saham untuk KLBF. 

Akan tetapi, rekomendasi tersebut masih akan dilakukan review kembali menunggu rlis kinerja pekan ini. 

Ke depannya Helen memproyeksikan, sektor kesehatan masih dipandang prospektif. Mengingat, adanya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi suplemen, vitamin di tengah pandemi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Di samping itu, jumlah konsumen yang besar dan jumlah usia tua yang semakin meningkat. 

Faktor pendorong lain, permintaan akan alat kesehatan dan kebutuhan farmasi juga meningkat di tengah pandemi. Adapun pengeluaran untuk keperluan kesehatan di Indonesia yang cenderung masih rendah menjadi peluang lainnya. 

Tidak jauh berbeda, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengungkapkan, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia membuat saham-saham farmasi dan rumah sakit lebih menarik, sehingga bisa menjadi pilihan seperti INAF, KAEF, TSPC, KLBF, SILO, MIKA, dan SAME. 

Saham-saham farmasi menjadi pertimbangan karena saham tersebut berkaitan langsung dengan obat-obatan yang bisa gunakan untuk pasien. Sementara, saham rumah sakit juga atraktif karena jumlah pasien Covid-19 yang meningkat mendorong  tingginya kebutuhan kamar. 

Melihat saham-saham sektor kesehatan yang menggeliat, Sukarno menyarankan investor menggunakan strategi trading harian dengan momentum teknikal. Sebab saat ini, saham-saham farmasi cenderung signifikan pergerakannya. Sementara untuk saham rumah sakit, masih ada potensi walau kenaikan harganya sudah tinggi. 

"Rekomendasi bisa trading buy dengan potensi kenaikan 5% sampai 10%. Gunakan stoploss jika turun lebih 3% sampai 5%," imbuh Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (22/6).

Sementara itu, Analis Teknikal PT Henan Putihrai Sekuritas Mayang Anggita mencermati, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia menimbulkan kehawatiran di masyarakat. Di sisi lain, mengingkatkan kebutuhan akan fasilitas kesehatan, nutrisi, dan kebutuhan konsumsi harian. 

Baca Juga: Punya prospek yang menarik, simak rekomendasi saham Sumber Alfaria (AMRT) dari analis

Oleh karenanya, sentimen ini memberikan dampak positif terhadap saham sektor healthcare khususnya farmasi dan beberapa saham barang konsumen. Adapun beberap saham yang dicermatinya seperti IRRA, CARE, INAF, dan KAEF. 

IRRA disarankan sell on strenght. Entry level IRRA berada di Rp 1.650 - Rp 1.570,  target harga Rp 2.070-Rp 2.120, dan stop loss di Rp 1.270. 

Sementara, CARE disarankan speculative buy dengan entry level Rp 366. Sementara itu, target harga CARE berada di Rp 380 atau Rp 394 dan stop loss di Rp 358. 

Untuk saham farmasi plat merah INAF disarankan sell on streght dengan entry level Rp 2.580. Sementara, target harga INAF di Rp 2.770/ Rp 3.000-Rp 3.200 dan stop loss di Rp 2.530. Saham BUMN lain, KAEF, direkomendasikan buy on break dengan entry level 3.360. Target harga 3.550/4.000-4.090 dan stop loss di 3.290. 

Adapun untuk saham barang konsumen, pergerakan INDF masih menarik dan disarankan buy on break dengan entry level Rp 6.225. Adapun target harga INDF berada di Rp 6.675 hingga Rp 7.000 dan stop loss di Rp 5.950.

Selanjutnya: Stimulus PPnBM dan digitalisasi jadi katalis bagi kinerja Astra International (ASII)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×