kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kantongi restu go private, Bentoel Group (RMBA) akan tender offer Rp 1.000 per saham


Selasa, 28 September 2021 / 18:20 WIB
Kantongi restu go private, Bentoel Group (RMBA) akan tender offer Rp 1.000 per saham
RUPSLB PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemegang saham independen PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) menyetujui rencana untuk go private atau keluar dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Persetujuan ini didapat melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Selasa (28/9) pukul 14.00 WIB.

"Iya, RUPSLB dalam rangka meminta persetujuan pemegang saham independen untuk go private mencapai kuorum," kata Corporate Brand & ESG Manager Bentoel Group Maria Melissa Riyani Putri kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9).

Hengkangnya produsen rokok ini dari BEI dilakukan melalui penghapusan pencatatan secara sukarela alias voluntary delisting. Rencana ini mengharuskan Bentoel Group untuk melakukan tender offer atau membeli sisa saham publik yang ada di pasar.

Baca Juga: Harga Tender Offer Saham Bentoel (RMBA) Premium, Investor Belum Tentu Untung Besar

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/9), manajemen Bentoel Group menyampaikan, British American Tobacco (BAT) selaku pengendali Bentoel Group akan membeli sisa saham publik di level Rp 1.000 per saham. Harga tersebut lebih mahal 226,8% dibandingkan harga penutupan terakhir saham RMBA sebelum terkena suspensi pada 5 Agustus 2021, yakni Rp 306 per saham.

"Nominal tersebut juga 356,21% lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private pada 20 Agustus 2021," ungkap manajemen Bentoel Group dalam rilis pers.

Saat ini, jumlah saham RMBA yang dimiliki oleh pemegang saham publik relatif kecil, kurang lebih 7,52% dari modal disetor perusahaan. Dari jumlah tersebut, sebesar 7,29% dimiliki oleh satu pihak sehingga hanya 0,23% yang dimiliki pemegang saham publik lainnya dengan jumlah kurang lebih 2.385 pemegang saham.

Baca Juga: Siang ini, Bentoel Group gelar RUPSLB untuk minta restu go private

Bentoel optimistis bahwa upaya ini dapat menjadi angin segar bagi perusahaan maupun para pemegang saham publik karena dapat menjual sahamnya dengan harga premium. Manajemen berharap, proses ini segera dapat diselesaikan.

"Tanpa tender offer, tidak mudah bagi pemegang saham minoritas untuk menjual sahamnya di BEI karena saham RMBA relatif tidak likuid," ungkap manajemen.

BAT juga akan menanggung semua biaya yang relevan dengan tender offer, termasuk komisi transaksi melalui BEI dan biaya yang dibayarkan kepada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Akan tetapi, tanggungan BAT tersebut tidak termasuk pajak terkait yang harus dibayar oleh pemegang saham yang menjual sahamnya.

Baca Juga: GGRM, HMSP hingga Djarum dapat insentif cukai hingga belasan triliun

Meskipun melakukan delisting, BAT selaku pengendali Bentoel Group tetap berkomitmen untuk memiliki bisnis jangka panjang dan terus berinvestasi di Indonesia. Asal tahu saja, BAT merupakan perusahaan tembakau global yang memiliki jaringan di lebih dari 180 negara. Hal ini memungkinkan Bentoel Group untuk menambahkan brand global Dunhill dan Lucky Strike ke dalam portofolionya.

Kegiatan usaha kelas dunia Bentoel Group meliputi riset dan pengembangan, pemrosesan daun tembakau dan cengkih, manufaktur produk tembakau, termasuk pemasaran dan distribusinya. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini didukung oleh lebih dari 2.000 karyawan di seluruh Indonesia. Pada tahun 2020, Bentoel Group  telah melakukan ekspor ke 23 negara tujuan, yang nilainya mencapai Rp 2,9 triliun.

Baca Juga: Suspensi sejumlah saham sudah lewat 24 bulan, BEI belum beri keputusan delisting

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×