Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) masih sedap, kendati daya beli masyarakat terpukul perlambatan ekonomi. Produsen mi instan merek Indomie ini dinilai bisa mempertahankan kinerja bisnis dan keuangannya hingga akhir tahun ini.
Laporan keuangan ICBP menunjukkan, pada semester pertama tahun ini, perusahaan ini mencatatkan laba bersih Rp 1,31 triliun. Keuntungan itu naik 27,83% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan laba sejalan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6,63% menjadi Rp 16,55 triliun pada periode yang sama.
Analis Ciptadana Securities Jennifer Natalia Widjaja mengatakan, performa bisnis ICBP di segmen mi instan dan produk susu berkontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan pada semester I-2015. Pertumbuhan kinerja kedua segmen bisnis ini cukup solid. Tengok saja, penjualan bersih segmen mi instan yang naik 6,17% secara year on year (yoy) menjadi Rp 10,93 trilliun.
Lalu, earnings before interest and taxes (EBIT) alias laba sebelum bunga dan pajak tumbuh 21,6% yoy menjadi Rp 2,0 triliun. EBIT margin juga naik menjadi 18,1%, dari semester I-2014 yaitu hanya 15,8%. "Segmen mi instan terbantu harga gandum yang turun 20,4% secara yoy," tulis Jennifer, dalam riset yang dirilis 6 Agustus 2015.
Sementara penjualan bersih segmen produk susu juga meningkat 6,28% menjadi Rp 2,97 triliun pada semester pertama tahun ini. Menurut Patricia Gabriela, Analis Buana Capital, kinerja segmen bisnis susu tertopang penurunan harga bubuk susu skim.
Patricia menambahkan, pertumbuhan penjualan bersih segmen mi instan yang mencapai 6,17% sudah cukup bagus. Maklum, pasar di segmen mi instan sudah jenuh. Performa bisnis ICBP di segmen ini juga ditunjang oleh strategi perusahaan yang rajin menambah produk varian baru, seperti Pop Mie rasa kari keju dan susu. "Strategi ini efektif mendorong dan menjaga pertumbuhan penjualan," jelasnya.
Laba bisa naik 19,6%
Menurut Jennifer, meski rupiah merosot, biaya keuangan ICBP relatif rendah ketimbang induk usahanya, yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang tengah terbebani lonjakan biaya. ICBP justru mampu mengurangi biaya keuangan sebesar 4,9% secara yoy, dan 27,9% secara kuartalan. I
ni menyusul langkah ICBP mengurangi porsi utang dalam valuta asing. Proyeksi Patricia, peluncuran produk dan varian baru menjadi katalis pendongkrak volume penjualan ICBP. Di sisi lain, volume penjualan ICBP relatif stabil lantaran kategori produknya sebagian besar merupakan barang konsumsi sehari-hari. "ICBP juga mempunyai keunggulan dari segi brand power," tuturnya.
Jennifer menghitung, tahun ini, penjualan bersih ICBP bisa tumbuh 11,50% dibandingkan tahun lalu. Laba bersih diprediksi naik 19,62%.Itu sebabnya, ia merekomendasikan beli saham ICBP dengan target Rp 15.000 per saham. Patricia memberi rekomendasi beli dengan target harga Rp 15.500 per saham.
Analis Trimegah Securities Margaretta Dian Octiana memasang rekomendasi beli dengan target Rp 15.100 per saham. Kemarin, harga saham ICBP naik 0,2% menjadi Rp 12.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News