kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Kalbe Farma mengincar pertumbuhan pendapatan 8%


Jumat, 19 Januari 2018 / 09:01 WIB
Kalbe Farma mengincar pertumbuhan pendapatan 8%
ILUSTRASI. Nutrive Benecol adakan kampanye edukasi tentang kesehatan


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berharap pertumbuhan kinerja tahun ini bisa lebih tinggi ketimbang tahun 2017 lalu. Konsumsi masyarakat yang berpotensi meningkat serta stabilitas nilai tukar rupiah diharapkan bisa memacu kinerja KLBF.

KLBF berharap, perhelatan pilkada serentak bisa meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat. Sehingga, penjualan produk KLBF, terutama produk-produk nutrisi dan kesehatan turut melambung. "Pertumbuhan kinerja tahun ini kurang lebih sekitar 8%," ujar Vidjongtius, Direktur Utama KLBF, di Jakarta, Kamis (18/1).

Vidjongtius memprediksikan, pendapatan dan laba bersih KLBF tahun lalu hanya akan tumbuh sekitar 4% hingga 5% year on year (yoy). Angka ini meleset dari target KLBF sebesar 8%.

Menurut dia, perlambatan kinerja ini disebabkan pelemahan daya beli masyarakat di tahun lalu. "Beban juga meningkat karena pelemahan rupiah yang terjadi di kuartal IV-2017," ujar dia.

Nah tahun ini, Vidjongtius yakin nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan lebih stabil. Stabilitas nilai tukar memang mempengaruhi margin emiten farmasi. Apalagi, setiap terjadi pelemahan rupiah sebesar 10%, beban KLBF meningkat 3% hingga 3,5%.

Harga minyak dunia yang cenderung meningkat juga bisa menjadi tekanan bagi perusahaan. Lonjakan harga minyak turut memicu kenaikan harga bahan baku.

Tahun ini, KLBF menyiapkan belanja modal (capex) Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun. Jumlah ini tak jauh beda dibanding capex 2017 yang sebesar Rp 1,2 triliun.

Capex tersebut akan digunakan untuk mengembangkan lima hingga 10 produk baru untuk obat generik dan obat bermerek. KLBF juga akan menambah produk baru untuk produk lisensi, makanan dan minuman nutrisi, serta produk kesehatan.

Selain itu, KLBF juga membangun empat pabrik baru. Di antaranya, pabrik obat injeksi di Pulogadung yang akan rampung pada tahun ini dan pabrik biosimilar di Cikarang yang akan beroperasi semester dua ini. Lalu, dua pabrik lainnya di Cikarang, akan memproduksi obat serbuk dan tablet.

KLBF juga merambah ke bisnis klinik laboratorium dengan mendirikan Kalgen Innolab. Dana investasinya mencapai Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×