kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Kalbe Farma (KLBF) berpeluang bagi dividen 45%-55% dari laba


Selasa, 07 April 2020 / 21:01 WIB
Kalbe Farma (KLBF) berpeluang bagi dividen 45%-55% dari laba
ILUSTRASI. Kalbe Farma (KLBF) menargetkan pertumbuhan penjualan tahun ini sekitar 6% hingga 8%.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kenaikan penjualan 7,4% sepanjang tahun 2019. Kalbe Farma mengantongi penjualan bersih hingga Rp 22,63 triliun pada tahun lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 21,07 triliun.

Melansir laporan keuangan KLBF, pertumbuhan penjualan Kalbe sepanjang tahun 2020 ditopang oleh sektor distribusi dan logistik hingga Rp 7,38 triliun naik 15,67% dari tahun sebelumnya Rp 6,38 triliun.

Setelahnya disusul oleh segmen obat resep naik 7,26% year on year (yoy) menjadi Rp 5,17 triliun. Sementara, segmen nutrisi naik 4,9% menjadi dari tahun sebelumnya Rp 6,31 triliun. Produk kesehatan justru turun tipis 2,8% menjadi Rp 3,47 triliun dari sebelumnya Rp 3,57 triliun.

Baca Juga: Enseval Putera Megatrading (EPMT) targetkan pertumbuhan kinerja 6%-8% di tahun ini

Kalbe mengungkapkan bahwa penjualan pada distribusi dan logistik yang lebih tinggi dibandingkan dengan divisi lainnya menghasilkan margin laba kotor yang lebih rendah yaitu menjadi 45,3% dibandingkan tahun sebelumnya 46,7%. Sementara, rasio laba sebelum pajak mencapai 15,0%, bertumbuh sebesar 2,9% dibandingkan tahun lalu.

"Kalbe Farma akan terus mengelola efektivitas penjualan dan pemasaran, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya, untuk mempertahankan pertumbuhan laba sebelum pajak," tulis manajeman Kalbe Farma siaran pers, Jumat (3/4). Selain itu, KLBF akan menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk dan program efisiensi operasional.

Mempertimbangkan kondisi situasi makro ekonomi serta kondisi kompetisi, di tahun 2020 ini KLBF menargetkan pertumbuhan penjualan tidak terlalu jauh dari tahun sebelumnya, sekitar 6% hingga 8%.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) catat penjualan bersih naik 7,4% jadi Rp 22,63 triliun pada 2019

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius tidak memungkiri target tersebut perlu diperhitungkan kembali. "Target tersebut ditentukan pada akhir tahun 2019 jadi memang perlu penghitungan kembali karena dampak Covid-19," kata Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Selasa (7/4).

Vidjongtius berharap di tengah penyebaran Covid-19, permintaan terhadap produk-produk seperti vitamin, suplemen, nutrisi, herbal, dan alat kesehatan bisa menopang penjualan tahun ini.

Dalam siaran pers, Kalbe Farma menyebut proyeksi pertumbuhan laba bersih antara 5% hingga 6%. Tahun lalu, KLBF mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,51 triliun, naik tipis 2,03% dari tahun sebelumnya.

Berdasar keterangan resminya rasio pembagian dividen KLBF berada pada kisaran 45% hingga 55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan.

Baca Juga: Investor sudah bisa mulai cicil beli saham emiten consumer goods, apa saja?

Pada penutupan perdagangan Selasa (7/4), saham KLBF ditutup melemah 3,15% ke Rp 1.230. Sejak awal tahun saham ini sudah terkoreksi hingga 24,07%. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, secara teknikal saham KLBF memang masih rentan tekoreksi. "Selama tidak menembus Rp 830, koreksi KLBF kami perkirakan berada di Rp 950 hingga Rp 1.100," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/4).

Herditya merekomendasikan buy on weakness untuk saham KLBF sambil memantau arah pergerakannya.

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menjelaskan saat ini KLBF masih dalam posisi take profit sehingga belum ada rekomendasi lebih lanjut. Akan tetapi diakui Nafan, KLBF yang masuk dalam indeks High Dividend 20 yang membuat saham ini menarik. "Pergerakan harga sahamnya termasuk yang paling likuid di sektor farmasi," imbuh Nafan, Selasa (7/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×